 |
| Bendera Rusia |
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pejabat energi Rusia, Mikhail Leontyev, menuduh Arab Saudi memanipulasi harga minyak di pasar global karena alasan politik.
"Saat ini harga dinamis. Yang telah berkembang selama beberapa bulan terakhir, mungkin tidak mencerminkan tren obyektif," ujar wakil presiden perusahaan minyak raksasa milik Rusia, Mikhail Leontyev seperti dilansir Press Tv (14/10).
Ia menjelaskan, diskon besar yang diberikan pemerintah Arab Saudi terhadap harga minyak merupakan bagian dari manipulasi politik. Selain itu, minyak ISIL yang telah dicuri mencapai pasar melalui Turki dan Israel dengan diskon sangat besar. Minyak ini tidak banyak, namun karena dicuri maka dijual dengan harga murah.
Moskow membutuhkan harga minyak yang tinggi untuk menopang ekonominya. Hal tersebut dikarenakan, sanksi atas Ukraina serta penurunan permintaan domestik. Saat ini, Rusia menikmati harga minyak sekitar seratus dolar per barel untuk menutupi pengeluaran Moskow di masa yang akan datang.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengaku merasa nyaman dengan harga minyak sebesar 80 dolar amerika per barel selama dua tahun ke depan.
