Satu keluarga terlibat pembunuhan berantai di Malaysia

Author : Administrator | Tuesday, November 03, 2015 12:23 WIB
Satu keluarga terlibat pembunuhan berantai di Malaysia
Ilustrasi (ANTARA News/Lukisatrio)

 

Kuala Lumpur (ANTARA News) - Satu keluarga di Malaysia ditangkap polisi, diduga terlibat dalam pembunuhan berantai di bengkel bus milik mereka di Tapah, Perak, yang memakan empat korban.

Wakil Kepala Polisi Perak, Datuk Hasnan Hassan mengatakan empat korban pembunuhan terdiri atas makelar tanah, pengusaha bus, juru jual suku cadang kendaraan, dan seorang pekerja.

Semua korban berusia antara 36 hingga 54 tahun dipukul hingga tewas sebelum mayat mereka dibakar di atas kepingan seng, sementara abu dan tulang korban dibuang ke sungai yang terletak di belakang bengkel bus tersebut, katanya seperti dikutip berbagai media setempat, Selasa.

Pembunuhan kejam itu diduga dilatarbelakangi masalah utang dan kegagalan urusan jual beli tanah melibatkan tersangka utama berusia 57 tahun yang merupakan pemilik bengkel.

Turut terlibat dalam pembunuhan itu ialah istrinya berusia 54 tahun serta dua anak mereka masing-masing berumur 20 dan 17 tahun.

"Korban pertama merupakan seorang lelaki 46 tahun yang bekerja sebagai makelar tanah dan pekebun. Dia dilaporkan hilang pada 25 Agustus," katanya.

Pada 26 Oktober, polisi menahan keluarga tersangka berdasar hasil penyelidikan polisi atas kasus itu. Terungkap bahwa korban telah dibunuh dan dibakar di kawasan bengkel yang disewanya sejak 2012.

"Dalam pengusutan itu, tersangka juga mengungkapkan kepada polisi, tiga lagi korban yang hilang di kawasan Tapah telah dibunuh dan dibakar di lokasi sama."

Ketiga korban tersebut adalah seorang wanita 56 tahun pengusaha bus yang dilaporkan hilang pada 2014, seorang pria 54 tahun juru jual suku cadang kendaraan yang hilang pada 2014, dan seorang pria 36 tahun pekerja bengkel tersangka yang hilang sejak Oktober 2012.

من المقطوع: http://www.antaranews.com/internasional
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: