Putri mantan presiden AS Ronald Reagan, Patti Davis
KOMPAS.com -
Putri mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan, Patti Davis mengecam keputusan hakim pengadilan federal yang membebaskan John Hinckley, dari penahanan di rumah sakit jiwa RS St Elizabeth, Washington DC."Saya tak terkejut dengan perkembangan tersebut, tapi hati saya masih sakit," ungkap Davis, dalam sebuah tulisan yang diunggah ke laman situsnya, seperti dikutip People.
Dalam tulisan itu, Davis pun melontarkan kritik kepada pengacara Hinckley dan tim dokter yang menangani perkara tersebut.
"Ketika ayah saya terbaring di rumah sakit karena luka dari serangan yang ditujukan untuk membunuhnya, ayah saya berkata, 'saya tahu, kekuatan saya untuk mencapai kesembuhan bergantung pada seberapa besar kemauan saya untuk memaafkan John Hinckley', " kata Davis.
Davis pun lalu membuat pengakuan bahwa dia masih merasa dihantui dengan peristiwa traumatik yang dialami ayahnya tersebut.
"Saya sangat percaya dengan kekuatan pengampunan. Namun mengampuni seseorang di dalam hati kita, bukan berarti kita harus melepaskan dia bebas dan berkeliaran di Virginia untuk kemudian melakukan rencana kejahatan lain," sebutnya.
Davis mengaku meras dihatui dengan kejadian yang menimpa ayahnya itu.
"Jika ternyata John Hinckley dihantui oleh sesuatu hal, saya rasa hal itu adalah tentang kegagalan dia membunuh presiden kala itu," kata Davis.
Sementara itu, The Ronald Reagan Presidential Foundation and Institute juga mengeluarkan pernyataan tentang pembebasan ini. Yayasan itu menilai, seharusnya Hinckley tidak dibebaskan.
"Bertentangan dengan putusan hakim, kami yakin John Hinckley masih menjadi ancaman bagi orang banyak, kami dengan tegas menyatakan penolakan atas pembebasan itu," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Diberitakan sebelumnya, setelah 35 tahun ditahan di RSJ, John Hinckley yang menembak Ronald Reagan dibebaskan dan tinggal bersama ibu kandungnya.
Pengadilan, Rabu (27/7/2016) lalu, memerintahkan pembebasan Hinckley dengan sejumlah syarat. Dia bisa bebas penuh dalam waktu paling lama 18 bulan jika menunjukkan kemajuan.
John Warnock Hinckley Jr (61), mencoba membunuh Presiden Ronald Reagan di Washington DC pada 30 Maret 1981, untuk menarik perhatian aktris Jodie Foster.
Alasannya ini pula yang akhirnya membuat pengadilan memutuskan Hinckley tak bersalah karena gangguan jiwa dan memerintahkan dia ditempatkan di rumah sakit jiwa.
Hickley memiliki obsesi terhadap aktris Jodie Foster setelah melihat sang aktris dalam film Taxi Driver pada 1976 yang berkisah tentang seorang rencana pembunuhan seorang kandidat presiden.
Hickley kemudian menjadi terobsesi dengan Jodie Foster yang memerankan seorang PSK anak dalam film tersebut.
Saat Jodie Foster masuk ke Universitas Yale, Hinckley pindah ke New Haven, Connecticut untuk membuntuti pujaan hatinya itu.
Hinckley kemudian mendaftarkan diri di kelas menulis Yale dan mulai menyelipkan puisi dan pesan-pesan romantis di celah pintu kediaman Jodie Foster serta berulang kali meneleponnya.
Gagal menjalin kontak yang berarti denan Jodie, Hinckley kemudian berfantasi tentang membajak pesawat terbang atau bunuh diri di depan sang aktris untuk mendapatkan perhatiannya.
Akhirnya Hinckley malah berencana membunuh presiden AS dengan harapan jika namanya masuk ke dalam sejarah maka Jodie Foster akan kagum kepada dia.
Hinckley kemudian membuntuti Presiden Jimmy Carter ke berbagai negara bagian sebelum ditangkap di Nashville, Tennessee.
Setelah dibebaskan, dia pulang ke kampung halamannya dan menjalani perawatan mental tetapi tidak menghasilkan kemajuan.
Dia malah mulai mengincar Ronald Reagan yang terpilih pada 1981. Untuk menjalankan niatnya itu, Hinckley mengumpulkan berbagai bahan tentang pembunuhan John F Kennedy.
Hinckley akhirnya menjalankan niatnya pada 30 Maret 1981. Dia menembakkan revolver Rohm RG-14 kaliber 22 sebanyak enak kali ke arah Reagan saat meninggalkan Hotel Hilton, Washington DC.
Aksi itu melukai seorang polisi, Thomas Delahanty dan agen Secret Service Timothy McCarthy. Dia juga melukai sekretaris pers Gedung Putih, James Brady.
Reagan sendiri tak tertembak langsung tetapi terluka karena peluru yang mental saat mengenai badan mobil kepresidenan dan menghantam dadanya.
Hinckley yang tak mencoba lari setelah melakukan aksinya langsung ditangkap. Pada 18 Agustus 1981, pengadilan menyatakan Hinckley memiliki gangguan jiwa sehingga dibebaskan dari dakwaan hukum dan diserahkan ke RS St Elizabeth, Washington DC.
Editor | : Glori K. Wadrianto |