SEKITAR 5 ribu orang turun ke jalan di Bucharest, Minggu (30/10), setahun setelah kebakaran di klub malam menyebabkan 64 kaum muda tewas dan memicu protes besar-besaran terhadap pemerintah Rumania.
Kebakaran yang terjadi pada 30 Oktober 2015 yang disebut akibat kembang api serta korupsi yang mengizinkan klub malam itu menggelar pertunjukkan piroteknik meski tidak memiliki keamanan yang memadai akhirnya menjadi penyebab tergulingnya Presiden Victor Ponta.
"Setahun telah berlalu namun tidak ada perubahan," ungkap sebuah spanduk yang dibawa para demonstran yang menggelar aksi bisu dari pusat kota menuju klub malam Colectiv, lokasi tragedi itu terjadi.
Sejumlah demonstran terlihat menangis saat mereka meletakkan lilin dan bunga di depan sebuah monumen yang diresmikan pada Minggu (30/10) untuk mengenang para korban.
"Kami berharap segala hal akan berubah. Karena, jika tidak, itu berarti tidak ada harapan untuk Rumania," ujar Eugen Lancu, pria yang anak laki-lakinya tewas dalam kebakaran tersebut.
Lancu mengaku masih sangat terkejut dengan kondisi di rumah sakit Rumania sembari mengatakan mayoritas korban kebakaran itu tewas akibat bakteri yang mereka dapatkan saat dirawat di rumah sakit.
Presiden Rumania Klaus Iohannis yang meletakkan karangan bunga di monuman pada Minggu (30/10) siang mengakui dirinya sangat menyesalkan bahwa setelah satu tahun masih belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas insiden itu.
Tiga manajer klub yang sampai saat ini tidak diizinkan terbuka serta tiga orang dari perusahaan yang memasang kembang api didakwa melakukan pembunuhan tidak disengaja. Keenamnya akan segera disidang.
Adapun wali kota setempat, sejumlah PNS, dan dua pemadam kebakaran juga dituding melakukan keteledoran. (AFP/OL-3)