Terkait Operasi Militer di Mosul, Presiden Turki Menghina Perdana Menteri Irak

Author : Administrator | Thursday, October 13, 2016 08:17 WIB

DPA/DW| PM Irak Haider Al Abadi (kiri) dan Presiden Turki Erdogan

 

 ANKARA, KOMPAS.com -Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memperingatkan Irak bahwa pihaknya tidak akan menerima instruksi dari pemerintah di Baghdad berkaitan dengan kehadiran pasukan Turki di dekat Mosul.

Dengan nada merendahkan, Erdogan menekankan, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi harus tahu diri, karena tidak setimpal, tak punya hak bicara, dan tidak memiliki kapasitas seperti presiden Turki. 

Penghinaan Erdogan ini semakin mempertajam konflik di antara kedua sekutu AS di kawasan itu, seperti dilaporkan oleh Deutche Welle, Rabu (12/10/2016). 

Dalam sebuah pidato, Erdogan mengatakan di Istanbul bahwa Abadi sendirilah yang meminta pendirian markas militer Bashiqa, 12 kilometer di timur laut Mosul yang dikuasai Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Lawan teroris

Ankara mengirim tambahan 500 personil militer ke daerah Bashiqa di Irak utara tahun lalu.

Di daerah itu sebelumnya sudah ada tentara Turki yang melatih tentara Irak untuk menghadapi ISIS. Turki menyatakan, itu hanya rotasi rutin tentara yang ikut dalam misi pelatihan. Sebaliknya Baghdad menyatakan, pengiriman serdadu Turki itu tanpa izin Irak.

“Kini ia (Abadi) mengatakan, 'Pergi dari sini’," demikian dikatakan Erdogan menurut laporan kantor berita Anadolu.

Sebagai reaksi dari perkataan Abadi, Erdogan melontarkan pernyataan tajam, "Tentara Republik Turki belum kehilangan kekuatannya, sehingga perlu menerima instruksi dari kamu."

Setelah itu Erdogan mengatakan serentetan penghinaan terhadap PM Irak itu.

Erdogan juga mengatakan Abadi menghinanya dan menekankan, Turki akan melakukan apa yang dianggapnya benar.

Abadi, yang meminta Turki menarik pasukannya menjawab dengan kasar atas penghinaan Erdogan. "Kami memang tidak setara kalian," kata Abadi.

"Kami akan membebaskan negara dengan tekad prajurit, bukan dengan pembicaraan video," demikian ditambahkannya.

Dengan komentar itu Abadi mengejek Erdogan yang menyerukan persatuan negara dengan sarana video dari ponsel ketika kudeta terjadi Juli lalu.

Upaya memukul ISIS

Turki yang jadi anggota Pakta Pertananan Atlantik Utara (NATO) bertetangga dengan Suriah dan Irak, di mana ISIS belakangan ini jadi ancaman gawat.

Namun, Turki nampaknya khawatir, bahwa upaya internasional untuk memukul ISIS bisa menimbulkan bahaya baru bagi negara ini.

Pasukan Turki melancarkan aksi militer ke Suriah pada Agustus lalu untuk menggempur kelompok teroris  ISIS dan mencegah milisi Kurdi yang disokong AS menguasai area lebih luas.

Ankara khawatir melihat dukungan AS bagi kelompok yang dianggapnya pasukan Kurdi-Suriah yang berbahaya.

"Turki akan mengambil langkah sama di Irak, untuk mendesak ISIS dari Mosul", ujar Erdogan dalam pertemuan para pimpinan Islam di Istanbul.

Ia menilai, sudah jadi haknya untuk ikut campur mengingat ada ancaman serius bagi negaranya.

Cekcok timbul akibat kehadiran pasukan Turki di utara Irak, tepatnya di Bashiqa untuk melatih pasukan Kurdi Peshmerga dan milisi Muslim Suni.

Turki ingin mereka ikut dalam operasi militer untuk merebut kembali Mosul yang dikuasai ISIS. Sebaliknya, pemerintah Muslim Syiah di Baghdad ingin agar pasukannyalah yang maju ke front terdepan dalam serangan ke Mosul, yang jadi kota terbesar Irak di bawah kekuasaan ISIS.

 

Editor : Pascal S Bin Saju
Sumber DW/Reuters/AFP,
 
من المقطوع: http://internasional.kompas.com/read/2016/10/13/08173151/terkait.operasi.militer.di.mosul.presiden.turki.menghina.perdana.menteri.irak
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: