Buka puasa di Arab Saudi.
|
VIVAnews - Sajian makanan berlimpah dengan mengundang orang-orang miskin saat berbuka puasa telah menjadi tradisi yang mendarahdaging di masyarakat Arab, terutama di Mesir. Jika dirunut, tradisi telah berlangsung dari abad ke-7 di tanah Mesir.
Jihan Mamoun, seorang penulis Mesir, dalam bukunya berjudul Hamasa Masriya (Pembisik Mesir), dikutip dari laman Ahram, menuliskan bahwa tradisi makan besar saat berbuka dengan mengundang orang-orang miskin telah dilakukan oleh pemimpin pertama Mesir, Al-Layth Ibn Saad, pada abad ke-7.
Dalam kisah lainnya di buku tersebut, dikatakan bahwa acara ini pertama kali dijadikan tradisi pada kepemimpinan Ahmad Ibn Tulun, pemimpin Mesir abad ke-10. Tradisi ini dimulai saat Ibn Tulun mengundang beberapa pejabat untuk berbuka bersama di hari pertama Ramadan.
Pejabat-pejabat tersebut kaget saat mendapati banyak warga miskin kota berada di meja yang sama dengan mereka. Ibn Tulun sangat senang dengan kebersamaan tersebut dan mengulangi acara makan besar setiap hari selama Ramadan.
Para pemimpin Kekhalifahan Fatimiyah di abad ke-11 dan 12 di Mesir meneruskan tradisi itu. Contohnya pada kepemimpinan Fatimiyah pertama, Khalifah Al-Muiz. Kekhalifahannya menyajikan makanan berbuka selama Ramadan, yang cukup untuk 100.000 orang.
Kisahnya bisa jadi dibesar-besarkan. Namun, dalam data pemerintah Mesir, dar al-fitra atau dapur pemerintah untuk makanan berbuka, membuat 100.000 porsi makanan bagi rakyat di Kairo dan sekitarnya, setiap hari selama Ramadan.