Trump menunjuk Pruitt untuk memimpin Badan Administrasi Perlindungan Lingkungan (EPA), sementara Kelly menjadi Kepala Keamanan Dalam Negeri.
“Jaksa Agung Pruitt punya kualifikasi yang sangat bagus dan rekam jejak yang baik selama menjabat di Kejaksaan Agung Oklahoma. Sebenarnya ada banyak nama yang direkomendasikan dan semua sudah diwawancarai oleh presiden terpilih. Pada akhirnya pilihan jatuh kepada Pruitt. Kami sekarang menunggu konfirmasinya,” terang mantan manajer kampanye Trump, Kellyanne Conway, seperti dikutip dari CNN, Kamis (8/12/2016).
Pada masa pemerintahan petahana Presiden Barack Obama, Pruitt adalah sosok yang vokal menentang kebijakan pembangkit listrik yang dikeluarkan EPA. Ia juga termasuk orang yang tidak percaya dengan adanya perubahan iklim dan pemanasan global yang digembar-gemborkan para ilmuwan.
Sementara untuk penunjukkan Kelly didasarkan pada kinerjanya dalam memberi komando menjaga kawasan selatan Amerika Serikat. Sewaktu masih menjabat, Kelly bertanggung jawab menanggulangi ancaman jaringan narkoba dari Amerika Selatan dan Tengah.
Menilik pengalamannya, Kelly juga pernah menjadi pengawas di fasilitas penahanan Guantanamo Bay di Kuba. Dia menentang keputusan pemerintahan Obama untuk menutup penjara tersebut.
Kelly mengabdi sebagai militer angkatan laut lebih dari 40 tahun. Pertama kali bergabung ke dalam tubuh militer pada 1970, kenaikan pangkatnya terbilang cepat. Sebagai ayah dari seorang tentara, dia dianugerahi penghargaan Gold Star setelah putra bungsungya meninggal dalam perang di Afghanistan pada 2010.
Purnawirawan korps komando AL tersebut digadang-gadang akan memainkan peran penting dalam perencanaan dan pembangunan dinding perbatasan yang diserukan Trump selama kampanye. Pasalnya, Kelly pernah secara terbuka membahas potensi ancaman di sepanjang perbatasan selatan AS.
(Sil)