Warga berdoa untuk para korban tsunami di tugu peringatan SD OKawa di Ishinomaki, Prefektur Miyagi. Saat tsunami menghantam kawasan ini tahun 2011, sedikitnya 70 orang siswa sekolah ini meninggal dunia. |
TOKYO, KOMPAS.com - Sebuah tsunami kecil menghantam pantai utara Jepang, Selasa (17/2/2015) pagi, setelah sebuah peringatan dikeluarkan menyusul gempa berskala 6,8 di utara Jepang, kata lembaga survei geologi AS, USGS, dan badan meteorologi Jepang.
Gelombang setinggi 10 cm terpantau di pantai Miyako, Iwate timur, pada pukul pada 08.47 waktu setempat (atau pukul 06.47 WIB) setelah badan meterologi memperingatkan tsunami setinggi hingga satu meter diperkirakan akan melanda wilayah tersebut.
USGS mengatakan, gempa itu berkekuatan 6,8. Badan meteorologi Jepang sebelumnya mencatat kekuatannya 6,9. Gempa itu terjadi pada pukul 08.06 waktu setempat di Pasifik, sekitar 210 kilometer di timur Miyako, di kedalaman 10 kilometer.
Media lokal mengatakan, sejauh ini tidak ada laporan tentang korban luka atau korban tewas setelah gempa dan tsunami kecil itu.
Daerah garis pantai yang tercakup dalam peringatan itu pernah rusak akibat gempa dan tsunami tahun 2011 yang menewaskan lebih dari 18.000 orang dan memicu bencana nuklir di Fukushima. Gempa bawah laut berkekuatan 9,0 telah memicu tsunami besar empat tahun lalu yang membanjiri sistem pendingin di pembangkit listrik Fukushima Daiichi di timur laut Jepang, sehingga memicu kecelakaan nuklir terburuk dalam satu generasi.
Menurut jaringan televisi Jepang, NHK, tidak ada kerusakan pada sejumlah rekator nuklir di wilayah tersebut setelah gempa terbaru itu karena pembangkit-pembangkit itu telah dimatikan sejak 2011.
Jepang berada di atas sejumlah lempeng tektonik dan mengalami sekitar seperlima dari gempa kuat di dunia setiap tahun.