VIVAnews - Badan PBB untuk kesehatan dunia, WHO, mengakui upaya penanganan dan pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir. Namun kemajuan ini terancam tidak berlangsung lama, terutama akibat semakin berkurangnya dana dari para donor.
Menurut laporan yang dirilis WHO untuk memperingati Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2011, telah sejak lama virus HIV yang menjangkiti 34 juta orang di seluruh dunia menjadi tantangan berat bagi para peneliti dan ahli kesehatan. Namun, belakangan, tantangan ini satu per satu dapat diatasi.
"Solusi untuk mencapai generasi bebas AIDS ada di tangan kita," tulis laporan tersebut, dilansir dari Reuters, Rabu 30 November 2011.
Kendati demikian, kemajuan ini kini terkendala akibat menurunnya dana sumbangan dari para donor internasional. Pada 2010, dana penanganan HIV/AIDS turun menjadi US$15 miliar dari sebelumnya pada 2009 mencapai US$15,9 miliar. Jumlah ini pun masih jauh jika dibandingkan kebutuhan penanganan AIDS yang ditetapkan PBB yang mencapai US$22-24 miliar per tahun.
Berkurangnya dana dikarenakan sebagian donor menghentikan pemberian bantuan mereka. Salah satunya adalah penyandang dana terbesar, yaitu Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria, yang menghentikan bantuan dana hingga tahun 2014 mendatang.
"Kami kekurangan dana sebesar US$7 miliar tahun ini, dan yang lebih mengkhawatirkan, dana kami tahun ini juga lebih sedikit US$1 miliar daripada yang kami punya sebelumnya," keluh Gottfried Hirnschall, kepala WHO bagian AIDS.
Menurut laporan WHO, jumlah penularan AIDS menurun dari 3,1 juta orang pada 2001 menjadi 2,7 juta orang pada 2010. Di sisi lain, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapatkan obat untuk memperpanjang masa hidup meroket dari 400 ribu orang pada 2003 menjadi 6,65 juta orang pada 2010.
Dikhawatirkan, kurangnya dana akan meningkatkan resiko meluasnya epidemi AIDS hingga 20 tahun ke depan. "Tekanan finansial ini dapat mengancam keberlangsungan proses yang telah berjalan hingga saat ini," tambahnya.