Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Calon Gubernur DKI Anies Baswedan menyebut hanya 34 persen dari program kerja Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tercapai. Timses Ahok-Djarot mengatakan penilaian Anies kurang tepat sebab banyak warga DKI yang telah merasakan manfaat dari program kerja Ahok.
Juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot, Eriko Sotarduga mengatakan apa yang disampaikan Anies wajar saja sebab dalam pertarungan kursi DKI 1 ini banyak calon gubernur yang menyampaikan kekurangan calon lain dan menunjukkan kelebihan mereka.
"Namanya bersaing memperebutkan suara dari masyarakat DKI menyampaikan apa yang dianggap kekurangan dari kompetitor. Wajar saja namanya kompetisi. Ibarat satu telunjuk menunjuk, ada tiga jari kembali ke diri sendiri," ujar Eriko saat dihubungi detikcom, Selasa (29/11/2016).
Soal program kerja Ahok yang dinilai banyak meleset oleh Anies, Eriko menjelaskan bahwa saat ini warga DKI mampu memberi penilaian kepada setiap pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur dari apa yang telah mereka kerjakan serta jabatan yang dipimpin sebelumnya.
"Masyarakat DKI tidak melihat seseorang punya visi misi kemudian punya penampilan gesture karakter yang terkesan baik saja. Tapi mereka lihat apa yang sudah dikerjakan calon selama ini baik dalam penugasan sebelumnya,maupun prestasi dalam memimpin. Masyarakat DKI sangat cerdas apa yang dilakukan selama ini jadi gambaran ke depan," kata Eriko.
Wakil Sekretaris Jenderal PDIP itu mengakui memang ada beberapa program yang belum tertuntaskan karena hal itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ia mengambil contoh seperti program pembangunan Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) yang saat ini masih berjalan.
"Memang ada program yang belum tuntas dengan baik seperti pembangunan LRT, MRT. Oleh sebab itu kita berharap Pak Ahok kembali memimpin di periode kedua untuk menuntaskan permasalahan ini dengan baik dan sempurna," terang Eriko yang juga menjabat sebagai Dewan Pengarah di tim pemenangan Ahok-Djarot itu.
"Kalau dilakukan, katakanlah pasangan calon lain dan bukakn yang bersangkutan (Ahok) kemungkinan (program) untuk berubah bisa saja," tandasnya.
(nkn/bag)