Foto: Zainal Effendi |
Surabaya - Surabaya menjadi salah satu kota bersejarah yang tak luput dari cerita mistis. Beberapa gedung peninggalan zaman Belanda selalu punya cerita mistis.
Dan Tri Rismaharini yang menjabat sebagai Wali Kota Surabaya pun mengalaminya. Kebiasaan sering pulang melebihi jam kerja, meski pegawai dan pejabat di Pemkot Surabaya sudah pulang, Risma memilih bertahan di ruang kerjanya untuk menandatangani beberapa berkas.
Saat menyelesaikan pekerjaan itulah, Risma mengaku sering 'diganggu'. Namun, wali kota yang banyak mendapat penghargaan ini punya cara tersendiri dan unik mengusir para 'pengganggu'. Ia menceritakan, kala itu dia seorang diri di ruang kerjanya menandatangai berkas yang harus segera diselesaikan.
"Saat itu sekitar pukul 18.00 Wib, tiba-tiba terdengar sayup-sayup ada yang mengetuk pintu dan jendela ruangan saya," katanya kepada wartawan dengan wajah serius, Jumat (17/6/2016).
Mendengar ketukan pintu dan dari jendela, Risma memberanikan diri melihatnya sendiri. Setelah dilihat tidak ada apa-apa. Ia juga sempat bertanya kepada staf dan dijawab tidak ada orang yang mengetuk pintu.
Hal tersebut membuat wali kota perempuan pertama dalam sejarah Pemerintahan Kota Surabaya ini makin takut dan memilih segera mengakhiri pekerjaan dan buru-buru pulang.
Ketakutannya sempat diceritakan kepada anak perempuan setibanya di rumah. Risma pun mendapat dukungan dari anak keduanya, Tantri Gunarni Saptoadji yang memiliki sifat indigo agar tidak takut terhadap makhluk halus yang mengganggunya.
Berbekal keberanian dan dukungan dari anak keduanya, Risma memantapkan hati tidak takut dan melawan gangguan makhluk halus yang kerap mengganggunya saat lembur di ruang kerjanya.
Alhasil, suatu ketika jelang adzan magrib, gangguan itu kembali datang. Berkali-kali suara ketukan itu terdengar keras, Risma pun menyadari dan berusaha untuk menghadapinya.
"Kalian jangan ganggu saya, saya di sini punya SK Wali Kota Surabaya," ungkap Risma menirukan kata-kata yang diucapkan untuk mengusir hantu itu.
Setelah dibentak seperti itu, tak lama kemudian suara ketukan itu mulai meredup dan perlahan hilang hingga saat ini. Sejak kejadian itu, Risma mengaku tidak pernah diganggu lagi oleh hantu di ruangannya.
"Paling hantunya tahu diri ya. Dikira saya ini siapa kok duduk di ruangan ini," ujarnya.
Mendengar cerita itu, salah satu wartawan yang waktu itu mewawancarai Risma mengaku merinding dan takut. Namun, dengan segera Risma menenangkannya dan memastikan bahwa hantu itu tidak akan menggangu lagi.
"Gak gak kiro. Gak ganggu maneh. Wes gak wani paling (Tidak mungkin. Tidak akan ganggu lagi. Sudah tidak berani ganggu paling)," ujarnya menenangkan sambil tersenyum.
(ze/fat)