JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengaku tidak mengetahui ihwal pembentukan Islamic Development Fund (IDF) yang digagas MUI.
Lembaga pendanaan yang dibentuk pada 29 Juni lalu itu tidak direstui keberadaannya oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Kami dari Dewan Pertimbangan tidak mengetahui dan belum memahami. Saya ber-husnuzon itu (IDF) maksudnya kayak LAZIZ, Lembaga Amil Zakat, tapi namanya mungkin agak keren,” kata Din, seusai menghadiri Milad ke-41 MUI, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (4/8/2016) malam.
Keberadaan IDF sebelumnya diperkenalkan Ketua MUI Ma’ruf Amin pada acara milad MUI.
Kalla enggan merestui lembaga tersebut.
Din menilai, jika fungsi IDF sama seperti LAZIZ, maka wajar saja jika MUI membentuknya. Sebab, setiap ormas islam pada umumnya memiliki lembaga serupa.
“Cuma apa yang dimaksud dengan IDF, saya belum tahu. Karena kalau development itu urusan negara. Pengembangan itu urusan negara,” kata dia.
Kalla sebelumnya meminta agar MUI tetap konsisten menjadi lembaga yang terjun di dunia sosial, bukan ke arah komersial.
Selain itu, ia berharap, agar MUI dapat mempertimbangkan dampak yang terjadi apabila IDF nantinya gagal di tengah jalan.
“Apabila dananya hilang di tengah jalan, siapa yang bertanggung jawab?” kata Kalla.
Kendati demikian, ia mengapresiasi, keinginan MUI untuk meningkatkan kesejahteraan umat melalui lembaga tersebut.
Namun, menurut Kalla, langkah tersebut cukup dilakukan dengan mendorong masyarakat untuk membayar zakat melalui badan yang sudah ada.
“Saya minta maaf, saya tidak berhak meresmikannya,” tegas Kalla.
Penulis | : Dani Prabowo |
Editor |
: Inggried Dwi Wedhaswary |