VIVAnews - Menjelang tengah malam tadi, sekitar pukul 23.01 WITA, Gunung Lokon di Sulawesi Utara meletus kembali. Dentuman terdengar hingga jarak 5 kilometer. Tinggi lontaran material, termasuk material pijar, mencapai sekitar 1.500 meter dari Kawah Tompaluan.
"Jika peningkatan seperti saat ini berlangsung terus, dapat berpotensi terjadi letusan besar. Telah direkomendasikan agar tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius 2,5 km dari Kawah Tompaluan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho
Menurut Sutopo, Badan Geologi juga sudah melaporkan kepada BNPB, aktivitas Gunung Lokon sejak sore kemarin meningkat secara signifikan. Itu ditandai dengan terekamnya gempa bumi vulkanik dalam dan dangkal sejak pukul 18.00 hingga 22.20 WITA.
Kepala BNPB telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB melakukan upaya-upaya penanganan dan memberi pendampingan kepada BPBD Sulawesi Utara dan BPBD Kota Tomohon. PVMBG Badan Geologi terus mengintensifkan monitoring Gunung Lokon. Hingga saat ini masyarakat belum perlu mengungsi.
Sejak gempa bumi 7,9 SR mengguncang Filipina pada 31 Agustus 2012, telah terjadi erupsi di empat gunung api di sekitar Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Keempatnya adalah Gunung Karangetang, Lokon, Soputan, dan Gamalama.
Beberapa ahli mengatakan bahwa peningkatan aktivitas gunung-gunung berapi tersebut dipicu oleh pergerakan lempeng tektonik Filipina pasca gempa. Akibat letusan itu, abu vulkanik bergerak ke arah timur.
"Arah angin bertiup ke bagian timur hingga abu vulkanik mungkin akan menghujani sebagian Kota Manado," tambah Ketua Pos pemantau Gunung lokon di Kota Tomohon, Farid Bina, saat dihubungi VIVAnews.