Jokowi Pantau Konflik Raja Vs Bangsawan Solo

Author : Administrator | Friday, May 25, 2012 12:46 WIB
Jokowi diapit Paku Buwono XIII dan Pangeran Tedjowulan (Antara/ Rosa Panggabean)

VIVAnews - Dua orang yang mengklaim sebagai Raja Solo, Paku Buwono XIII telah berdamai. Paku Buwono XIII Hangabehi tetap menjadi raja, sementara KGPH Panembahan Agung Tedjowulan menjadi Mahapatih.

Dualisme telah berakhir, namun konflik belum reda. Sang Raja yang didampingi Mahapatih bahkan sempat dilarang masuk ke istananya sendiri kemarin. Dicegat di pintu utama Keraton di Korikamandoengan.

Terkait itu, Walikota Solo Joko Widodo mengunjungi Keraton Surakarta. Ia juga mengadakan pertemuan dengan kerabat keraton.

Walikota Solo yang akrab disapa Jokowi mengatakan kunjungannya ke keraton hanya untuk melihat dari dekat situasi keraton. "Kemarin kan belum ke sini, jadi sekarang ke keraton untuk melihat-lihat," kata dia kepada wartawan, Jumat, 25 Mei 2012.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan kunjungannya ini merupakan bagian dari hasil pertemuan kemarin dengan sejumlah kerabat keraton seperti halnya Sinuhun Hangabehi, Gusti Tedjowulan, Gusti Puger, Kanjeng Edy Wirabumi, Kanjeng Satrio dan sentana dalem.

"Kemarin sudah bertemu dengan kerabat keraton dan sekarang saatnya berbicara di lapangan ya dengan mengunjungi keraton," jelas dia.

Adanya konflik yang melanda Keraton Surakarta menyebabkan Jokowi sebagai Walikota Solo harus ikut turun tangan. Ia mengaku siap menjembatani konflik kerabat keraton.

"Semuanya sepakat harus dibangun sebuah dialog untuk mencari kesepakatan yang tidak merugikan satu pihak," ucapnya.

Nantinya kubu yang tidak sepakat dengan rekonsiliasi , lanjut Jokowi, akan  dipertemukan dengan Paku Buwono XIII Hangabehi. "Setelah bertemu dengan Gusti Bei dan sepakat, nanti akan dipertemukan lagi dengan Gusti Tedjowulan," tutur dia.

Bahkan, Jokowi menginginkan agar para kerabat keraton bisa lebih banyak menggelar pertemuan maupun dialog. Dengan begitu, jalan keluar akan segera ditemukan.

"Tapi nanti dialognya harus setengah kamar dulu, tidak langsung satu kamar. Setelah masing-masing setuju nanti baru diadakan pertemuan satu kamar," tegasnya.

Sementara itu, Pengageng Sasana Wandowo, KGPH Puger mengatakan kunjungan Jokowi hanya untuk inspeksi melihat dari dekat situasi keraton. "Tadi cuma ingin melihat di lapangan saja," kata dia.

Konflik internal Keraton Surakarta terjadi pasca wafatnya Paku Buwono XII  pada tahun 2004. Raja meninggal tanpa meninggalkan permaisuri dan putra mahkota.

Sebagian keluarga keraton mendukung pengangkatan putra tertua, KGPH Hangabehi, sebagai pengganti, namun sebagian besar lainnya mendukung putra kelima, KGPH Tedjowulan, untuk menjadi Paku Buwono XIII. Akhirnya selama delapan tahun terdapat dua raja kembar di Keraton Surakarta.

من المقطوع: http://nasional.vivanews.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: