Mantan Wakil Presiden dan Ketua PMI Jusuf Kalla
|
ISTANBUL - Upaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merangkap dan mengambilalih jabatan Ketua Umum Partai Demokrat, sebagai upaya menyelamatkan partai, dinilai sebagai langkah yang salah kaprah.
"Sebenarnya sederhana saja, bagaimana meningkatkan elektabilitas partai penguasa. Cukup fokus saja meningkatkan kinerja pemerintah. Jika kinerja pemerintahan meningkat, elektabilitas akan otomatis naik," kata mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di Istanbul, Turki, Selasa (9/4/2013).
Jadi, kata Jusuf K, penyebab utama merosotnya elektabilitas Partai Demokrat sebenarnya lebih karena turunnya kinerja pemerintahan, bukan karena persoalan-persoalan yang membelit Partai Demokrat.
"Bagi partai penguasa, yang dilihat masyarakat itu hanyalah bagaimana kinerja pemerintahan. Sebaliknya partai oposisi akan naik elektabilitasnya, kalau kinerja pemerintahan turun," kata Ketua Palang Merah Indonesia ini, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, M Fajar Marta, dari Istanbul.
Jusuf Kalla mencontohkan elektabilitas Partai Golkar pada akhir masa orde baru yang terus merosot, seiring memburuknya kinerja pemerintahan.
Kinerja pemerintahan, kata Jusuf Kala, tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi, tetapi juga keamanan, politik, dan sosial. Merebaknya berbagai persoalan dan kekerasan di Tanah Air, merupakan salah satu faktor yang menjatuhkan elektabilitas partai penguasa.