KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memberikan keterangan pers usai Rapat Koordinasi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (8/8/2016). Rapat Koordinasi membahas masalah ekonomi terkait kartel pangan, penyelundupan daninvestasi.
JAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavianmengakui bahwa sosialisasi "Commander Wish Kapolri" belum merata hingga jajaran kepolisian di bawah.
Commander Wish merupakan arahan Kapolri kepada bawahannya dengan target mereformasi Polri secara internal dan kultural.
"Comander Wish baru sampai tataran middle management ke atas. Tapi di grassroot belum tersosialisasi dengan baik," ujar Tito di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (11/10/2016).
Tito mengatakan, ia selalu menjabarkan kepada media dan pemerintah, termasuk jajaran di bawahnya mengenai poin-poin dalam Commander Wish itu.
Dengan demikian, mulanya, Tito meyakini bahwa programnya sudah tersosialisasi dengan baik. Namun, begitu berkunjung ke Polda, Polres, dan Polsek, tidak sedikit yang belum memahami betul soal target kerja Polri.
"Bahkan saat saya ke Riau, Jawa Timur, sebagian tidak mengerti. Saya tunjuk, suruh Kapolresnya jelaskan, dia tidak mengerti," kata Tito.
Jika pucuk pimpinan unit kepolisian tidak mengerti, kata Tito, ribuan bawahannya pun juga tidak mengerti. Maka hal ini menjadi pembelajaran bagi Tito untuk lebih gencar menyosialisasikan programnya itu.
"Commander Wish ini intinya public trust. Bagaimana program kita bisa meningkatkan kepercayaan publik pada Polri," kata Tito.
Kapolri mengusung semboyan "Promoter" yang merupakan akronim dari "Profesional, Modern dan Terpercaya" sebagai taglinePolri.
Adapun yang ingin dicapai Tito dari Commander Wish yakni reformasi kultural pada organisasi dan reformasi kinerja pada organisasi.
"Adanya globalisasi di era informasi, semua jadi serba terbuka dan instan. Persepsi publik harus diperhatikan," kata Tito.
Penulis | : Ambaranie Nadia Kemala Movanita |
Editor |
: Bayu Galih |