KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN
Aktivitas angkutan umum dan jasa terhambat karena kelangkaan solar subsidi di Madura.
SUMENEP, KOMPAS.com - Kelangkaan solar di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, membuat aktivitas angkutan barang dan jasa tersendat. Di antaranya bus angkutan kota dalam provinsi (AKDP) yang harus mengurangi jadwal angkutan penumpang karena kehabisan solar.
Untuk mendapatkan jatah solar subsidi, para sopir bus rela menginap di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Hermanto, supir bus jurusan Sumenep-Surabaya, mengantre solar sejak Selasa (23/4/2013). Meskipun mengantre sepanjang hari, dia tidak kebagian solar. Mau tidak mau dia harus menginap di SPBU.
"Kalau tidak nginap sudah pasti tidak kebagian solar karena supir-supir yang lain juga antri dan juga nginap di pom bensin," terangnya, Rabu (24/04/2013).
Menurut Herman, sejak empat hari lalu kelangkaan solar sudah dirasakan para sopir bus, truk, mobil pick up dan angkutan lainnya. Di SPBU Wira Usaha Sumekar, terlihat antrean panjang bus-bus AKDP dan sejumlah bus pariwisata. Selain itu, antrean minibus dan mobil pick up, mengular hingga keluar SPBU.
Karena itu, Herman tidak pernah memarkir busnya di terminal, melainkan di SPBU. "Penumpang saya turunkan semua baru parkirnya di pom bensin," imbuhnya.
Hal senada dikatakan Samhudi, pemilik mobil pick up berbahan bakar solar. Dia mengaku tidak bisa bekerja normal sejak solar sulit didapatkan. "Pemerintah ini kerjanya apa? Orang mau beli saja dipersulit apalagi mau ngutang. Kelangkaan solar ini baru terjadi sekali ini di Madura," katanya.
Menurut Samhudi, selama 18 tahun menjadi sopir, dia tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkan solar meskipun ada kenaikan harga. "Meskipun harga naik, dulu tidak ada kelangkaan solar seperti sekarang ini," kata dia dengan nada kesal.
Ditemui secara terpisah, Abdul Ghafur, bagian penerimaan tangki di SPBU Gedungan, Kecamatan Kota Sumenep mengatakan, jatah solar dari Pertamina untuk SPBU dipangkas. Biasanya pihaknya mendapat jatah 8.000 liter setiap hari. Namun sekarang dia hanya mendapat kiriman tiga kali dalam seminggu.
"Bagaimana tidak kekurangan solar kalau jatahnya dikurangi lebih dari separuh," ungkap Ghafur.