(VIVAnews/ Muhamad Solihin)
|
Sulawesi Utara - Pemerintah Kota Bitung, Sulawesi Utara, menyebut penundaan jadwal Ujian Nasional di 11 provinsi Indonesia Bagian Tengah sebagai preseden buruk di dunia pendidikan.
Sekretaris Kota Bitung Edison Humiang mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seharusnya menyiapkan ujian ini dengan matang. "Ini sudah merugikan para murid yang sudah bersiap," kata Edison di Bitung, Senin 15 April 2013.
Bila tidak, Edison melanjutkan, Kementerian Pendidikan bisa menyerahkan persiapan ujian kepada daerah masing-masing, sehingga tak terjadi penundaan. "Ini kan sudah zaman otonomi daerah," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, Herman Rompis juga mengeluhkan banyaknya kerugian Dinas Pendidikan, khususnya waktu untuk memfasilitasi ujian yang terbuang sia-sia.
"Kami sudah banyak membuang waktu, mulai dari menyiapkan pengawalan polisi hingga mencari tempat tinggal murid-murid yang jauh dari sekolah," kata Herman. "Bahkan ada murid yang sudah membayar sewa tempat tinggal."
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara Star Wowor mengklaim hingga saat ini belum ada masalah yang timbul akibat penundaan ujian. "Tidak ada sekolah yang keberatan, kami tetap berkoordinasi dengan pusat," kata Star saat dihubungi VIVAnews.
Mendikbud M Nuh meminta maaf atas penundaan UN tingkat SMA/SMK di Sulawesi Selatan, Bali, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.
Mendikbud meralasan penundaan akibat keterlambatan pencetakaan soal UN, dan ini merupakan yang pertama di Indonesia. Ke depannya, Nuh berjanji akan lebih teliti dalam memilih percetakan yang dipercaya untuk mencetak naskah UN.
“Kami akan melihat segala apsek dalam memilih percetakan. Dengan berat hati, kejadian ini sama sekali tidak menyenangkan. Saya minta maaf, yang semestinya ujian hari Senin jadi hari Kamis. Mudah-mudahan Kamis bisa diselesaikan dengan baik,” kata dia.