|
Imitasi berbagai macam valuta asing termasuk Rupiah dan Dollar Amerika Serikat menghiasi tempat penukaran valuta asing PT. D8 Valasindo di Jakarta Selatan, Senin (15/4/2013). |
JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah akan kembali diuji kekuatannya pada perdagangan Selasa (19/8/2014). Mata uang garuda rawan melemah seiring kenaikan dollar index.
Surplus neraca perdagangan Zona Euro yang menipis mendorong pelemahan euro dini hari tadi hingga 1,336 per dollar AS. Hal itu juga mendorong penguatan dollar index hingga 81,57.
Dengan meredanya ketegangan di Ukraina serta keterlibatan AS dalam perang melawan ISIS di Irak, harga minyak brent masih mempertahankan tren turun hingga menyentuh 101 dollar AS per barrel. Malam ini ditunggu data inflasi AS yang diperkirakan bertahan di atas 2 persen secara tahunan.
Rupiah sendiri melemah tipis bersama mata uang lain di Asia tetapi masih bergerak di kisaran Rp 11.650-11.700 per dollar AS.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, tren penguatan dollar AS memberikan tekanan pelemahan terhadap rupiah tetapi di sisi lain penurunan drastis harga minyak brent meningkatkan harapan perbaikan neraca perdagangan ke depan.
"Hasil sidang gugatan pemilihan presiden yang akan diumumkan akhir pekan ini juga menghadirkan ketidakpastian bagi investor dan tercermin dari pergerakan rupiah yang mendatar. Rupiah diperkirakan masih bertahan pada tren mendatar dengan kecenderungan pelemahan," tulisnya.