Syafii Maarif saat menghadiri refleksi memperingati Hari Kebangkitan Nasional di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (19/5/2011). |
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Institute for Transformation Studies (Intrans), Saiful Haq menyesalkan pernyataan anggota Komisi III DPR dari PDI Perjuangan Junimart Girsang yang menyebut Ketua Tim Independen Buya Syafii Maarif sebagai 'orang tidak jelas'. Junimart didesak untuk segera meminta maaf.
"Terus terang, saya sangat terkejut ketika membaca berita Junimart Girsang mengatakan bahwa Buya Syafii Maarif adalah 'orang tidak jelas'," kata Saiful Haq, (Kamis, 5/2/2015).
Saiful mengatakan, ada konsekuensi moral di dalam pernyataan Junimart tersebut. Pertama, Buya Syafii bukanlah orang yang tidak jelas. Bahkan bisa dikatakan, tinggal beliau satu-satunya negarawan yang dimiliki bangsa ini.
"Rekam jejaknya tanpa cacat, bukan hanya sebagai mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, tapi juga selalu hadir sebagai penerang ketika bangsa dirundung kegelapan," ujarnya.
Kedua, lanjut Saiful, keterkaitan antara pernyataan Junimart soal Buya dengan pembelaannya terhadap Komisaris Jenderal Budi Gunawan, bagaikan membedakan warna hitam dan putih. Junimart jelas dalam posisi berdiri membela Budi yang sudah berstatus tersangka di KPK.
"Lalu publik harus dipaksa percaya omongan Junimart? Bisa dipastikan publik tidak akan rela menukar Buya dengan seorang tersangka korupsi Budi Gunawan, apalagi pembelanya yang bernama Junimart," katanya.
Ketiga, tambah dia, dengan mengatakan Buya 'orang yang tidak jelas', Junimart juga seakan mencoreng muka Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sebab, Jokowi mengangkat Buya sebagai Ketua Tim Independen.
Sedangkan Megawati juga kerap menemui Buya secara khusus untuk menyampaikan isi hatinya mengenai persoalan ini.
"Lalu datanglah seorang Junimart, mengatakan Buya tidak jelas. Secara langsung, Junimart mengatakan bahwa Jokowi dan Megawati telah berkonsultasi dengan orang yang tidak jelas. Jadi bisa dikatakan bahwa Buya, Mega dan Jokowi adalah sama tidak jelasnya," katanya.
Keempat, sebagai warga negara yang menghormati Buya sebagai aset bangsa, Saiful meminta Junimart untuk menyampaikan permintaan maaf terbuka.
"Karena pernyataannya sama kelasnya dengan pernyataan Menteri (Menkopolhukam) Tedjo (Edhy Purdijatno) bahwa kami adalah rakyat yang tidak jelas," pungkas Saiful Haq.
Sebelumnya diberitakan, Junimart menyampaikan pendapatnya terkait pernyataan Buya bahwa Presiden tidak akan melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri.
Junimart mengatakan, pernyataan Buya Syafii, berdasarkan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden tersebut, tidak mempunyai dasar. (baca: Syafii Maarif: Presiden Telepon Saya Bilang Tak Akan Lantik Budi Gunawan)
"Karena tak jelas siapa dia dan apa posisinya. Kalau bisa, kita harap jangan pula dia membuat suasana makin keruh," kata Junimart seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu (4/2/2015) kemarin.