ANTARA/Eric Ireng
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut pemberian bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi atas rencana penaikan BBM bersubsidi bagi masyarakat yang tidak mampu adalah langkah yang tidak tepat.
"Lha iya to, BLT banyak yang tidak setuju," ungkapnya Kamis (2/5) di kediamannya, di Kraton Kilen, Kota Yogyakarta.
Menurutnya, kompensasi yang diberikan kepada orang miskin, misalnya, bisa berupa bantuan biaya pendidikan agar anak dari keluarga miskin tidak putus sekolah. Sehingga, pemerintah mestinya mendukung agar mereka bisa melanjutkan pendidikan dan menamatkan pendidikan. "Kompensasi seperti itu lebih bermanfaat dari sekadar BLT," imbuhnya.
Namun, karena belum dianggarkan di APBN, berarti pelaksanaannya perlu persiapan pembiayaan bagi masyarakat miskin dan menunggu perubahan anggaran.
Sultan juga bisa memahami penolakan para buruh atas penaikan harga BBM. Pasalnya, dengan naiknya harga BBM, biaya yang harus dikeluarkan para buruh pun juga menjadi lebih besar.
Namun, lanjut Sultan, di sisi lain harga BBM perlu dinaikkan agar APBN tidak semakin terbelit sehingga mengurangi program-program untuk masyarakat kurang mampu.
Ditanya soal penaikan harga BBM, menurutnya, yang paling mudah adalah dengan memberlakukan harga 3 tahun yang lalu. "Yang paling mudah memperlakukan harga tiga tahun yang lalu, Rp6.000 per liter," ungkapnya. (Ardi Teristi)
Editor: Henri Salomo Siagian
sumber : metrotvnews