Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Ketua Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki saat menjelaskan tentang reshuffle kabinet di Istana Negara, Rabu (12/8/2015).| SETKAB
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyuono mengakui kedatangan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno ke kediaman Prabowo, dua hari sebelum penetapan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Anies dan Sandiaga diusung oleh koalisi dua partai, Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.
Berdasarkan keterangan Arief, Pratikno mendatangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (21/9/2016) sore.
"Saya lupa tepatnya jam berapa, tapi seingat saya sore dan pertemuan Pak Pratikno dengan Pak Prabowo berlangsung tertutup. Yang ikut siapa saja, saya juga kurang paham," kata Arief, saat dihubungi, Selasa (27/9/2016) malam.
Namun, Arief menjamin kedatangan Pratikno ke kediaman Prabowo sama sekali tak bermaksud mengintervensi agar tak mencalonkan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Menurut, Arief yang terjadi justru sebaliknya. Pratikno justru untuk mendukung pencalonan Anies sebagai Gubernur DKI.
"Harus dilihat kerangkanya, yang datang kan bukan Pramono Anung, tapi Pratikno. Ini tandanya Pak Jokowi mengutus orang Istana yang tak memiliki latar belakang partai," kata Arief.
"Dan Pak Pratikno, Pak Jokowi sama Anies kan sama-sama alumni UGM. Jadi jelas kalau kedatangan Pak Pratikno untuk menyampaikan dukungan Pak Jokowi ke Anies, dan Pak Prabowo bukan orang yang bisa ditekan-tekan kayak gitu," lanjut dia.
Sebelumnya beredar isu bila pihak istana mengintervensi proses pencalonan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI.
Pratikno pun melalui rilis resmi membantah bila dirinya mendatangi kediaman Prabowo untuk membujuk mantan Komandan Jenderal Kopasus itu agar tak mencalonkan Anies sebagai Gubernur.
Istana netral
Sementara itu, pada Selasa (27/9/2016) kemarin, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengatakan, PresidenJoko Widodo bersikap netral dalam menyikapi pemilihan kepala daerah.
"Presiden selalu sampaikan, Presiden netral berdiri di semua pasangan calon. Siapa pun, termasuk Anies Baswedan, itu adalah hak Anies sendiri untuk mengikuti pilkada mana pun dan dari partai mana pun," ujar Johan di kantornya.
Presiden, menurut Johan, juga tidak mempunyai kewenangan apa-apa untuk melakukan intervensi.
Johan melanjutkan, Presiden mendukung pilkada yang jujur, adil, dan demokratis. Presiden juga ingin pilkada serentak 2017 melahirkan pemimpin-pemimpin yang andal dalam bekerja.
Penulis: Rakhmat Nur Hakim
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary