Ilustrasi: Wakil Presiden Boediono |
Hari ini kamis 16 Oktober 2011, Wakil Presiden Boediono meresmikan puncak peringatan Hari Pangan Dunia 2011 di Lapangan Badan Pusat Informasi Jagung, Gorontalo.
"Dengan memohon ridho Allah, saya nyatakan Hari Pangan Sedunia secara resmi dibuka," kata Boediono saat membuka Hari Pangan Sedunia ke 31. Peresmian puncak peringatan Hari Pangan Dunia itu ditandai Wakil Presiden dengan memukul Palo-palo (alat musik tradisional) Gorontalo. Dalam kunjungan itu, Boediono didampingi Menteri Pertanian Suswono dan istrinya, Herawati Boediono, yang disambut tarian tradisional penyambut tamu, tidi lo oayabu.
Tema yang diangkat dalam peringatan Hari Pangan Dunia 2011 yakni "Menjaga Stabilitas Harga dan Akses Pangan Menuju Ketahanan Pangan Nasional". Beberapa langkah telah dibuat, untuk mencapai kemandirian pangan dengan fokus pada peningkatan produksi, mengganti pola konsumsi beras dengan pangan lain yang bergizi dan bervariasi, serta meningkatkan intensifikasi pertanaman padi.
Sementara itu Wapres juga meninjau menara jagung, rumah pangan lestari, area gelar teknologi dan pameran Hari Pangan Sedunia ke- 31. Boediono juga menyerahkan bantuan pengabdian masyarakat secara simbolis dari lima kementerian, berupa bantuan langsung masyarakat program pengembangan usaha agribisnis pedesaan kepada 71 gabungan kelompok tani Gorontalo sebesar Rp7,1 miliar .
Sedangkan Herawati Boediono menyerahkan penghargaan kepada PKK Kota Solok, Sumatera Barat, sebagai pemenang lomba cipta menu. Usai meninjau langsung, Wakil Presiden dan Herawati Boediono bertolak kembali ke Jakarta
Puncak peringatan Hari Pangan Sedunia, untuk Indonesia, akan diselenggarakan di Badan Pusat Informasi Jagung, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo pada tanggal 20 sampai 23 Oktober 2011. Acaranya antara lain seminar, gelar teknologi, lomba cipta menu bergizi, pameran, bazaar, dan penyerahan bantuan sosial.
"Provinsi Gorontalo dipilih karena adanya komitmen yang kuat dari pemerintah setempat dengan meningkatkan pertanian dan menjaga stabilitas harga jagung," tutur pemerintah setempat. "Gorontalo juga dinilai mampu berfokus pada pengembangan jagung sebagai pangan alternatif pengganti beras