Dalam pidato pada Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Zulkifli Hasan menceritakan kisah hidupnya ketika menempuh Pendidikan Guru Agama (PGA) di Lampung, hingga sekarang menjadi Ketua MPR RI.
"Dulu saya sekolah PGA di Lampung, untuk menjadi guru agama," tuturnya kepada masyarakat Bau Bau, di gedung Maedani kota Bau Bau, Sulawesi Tenggara pada hari Rabu (3/8/2016).
Zulkifli juga menceritakan ketika sekolah dulu, ia tidak mengenakan sepatu alias nyeker dan setiap harinya menempuh jarak puluhan kilometer berjalan kaki untuk mencapai sekolahnya. Sekarang, siapa sangka, guru agama tersebut bisa menjadi orang nomor satu di MPR RI.
Kisah ini diceritakan Zulkifli untuk menjelaskan tentang pilar kebangsaan MPR RI, yaitu NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Esensi dari NKRI menurutnya adalah tidak melarang orang menggunakan haknya, dan esensi Bhinneka Tuggal Ika adalah menghargai perbedaan. Dirinya yang berasal dari Lampung sebagai guru agama, bisa menjadi anggota DPR, Menteri, hingga sekarang Ketua MPR RI, karena dua hal tersebut.
"Orang Jawa boleh mencalonkan diri sebagai Walikota Bau Bau. Jangan dilarang-larang. Begitu juga orang Bau Bau yang ingin mencalonkan diri menjadi DPD DKI Jakakta, ataupun Gubernur DKI Jakarta. Itu tidak boleh dilarang," terang Zulkifli.
Namun, lanjutnya, apabila warga Bau Bau lebih tidak mau memilih orang Jawa untuk menjadi wakilnya, itu adalah hak warga Bau Bau. Tidak boleh dilarang juga. "Yang tidak boleh melarang-larang," tegas mantan Menteri Kehutanan periode 2009-2014 itu.