Janji Prabowo Untuk Dunia Pendidikan.
Sebgaimana kita ketahui bahwa 20% APBN akan dialokasikan pada dunia pendidikan, itupun dananya menurut KPK banyak hilang karena adanya korupsi. Sebagai orang bodoh, mari kita hitung-hitung sejenak, Janji yang diucapkan saat ini oleh capres dan Cewapres Prabowo / Hatta, yang tertuang dalam Kompas sebagai berikut adalah demikian
JAKARTA, KOMPAS.com – Pasangan bakal calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa berjanji akan memperbaiki secara masif kualitas dan fasilitas pendidikan di semua SD, SMP, dan SMA serta pesantren atau sekolah sederajat. Jika terpilih dalam pemilu presiden mendatang, pasangan itu menjanjikan anggaran perbaikan kualitas fasilitas pendidikan rata-rata Rp 150 juta per sekolah dan meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan di universitas, baik negeri maupun swasta.
Dalam visi dan misi yang diunggah Komisi Pemilihan Umum ke situs webwww.kpu.go.id, jika terpilih, pasangan ini akan mengalokasikan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak Rp 20 triliun untuk fasilitas pendidikan tinggi selama lima tahun ke depan.. Sementara untuk mengembangkan penyelenggaraan pendidikan dasar, menengah, dan kejuruan, Prabowo-Hatta berjanji menyediakan komputer dan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu. Adapun mahasiswa berprestasi juga akan disediakan fasilitas kredit bank.
Jika itu benar bisa dilaksanakan, kemudian berapa alokasi dana pendidikan sesungguhnya ? Berapa puluh ribu sekolah negeri di Indonesia dikalikan 150 jt persekolah ? Mungkinkah dana pendidkan akan terserap melebihi 30% dari APBN ? Belum lagi janji-janji yang diberikan berupa membangun 2000 unit rusun, memberi 1 mIllyard pertahun kepada setiap kelurahan di Indonesia ( Berapa ribu kelurahan di Indonesia ? ). Masih banyak janji-janji yang diumbar. Namun apakah semua itu bisa terlaksana. Jika belajar dari pengalaman, semua itu akan menjadi bancakan petinggi terkait untuk berpeluang bermain mengerogoti uang rakyat. Contoh rumah susun di daerah DKI berapa banyak yang dibangun sebelum Jokowi, dimana manfat sebenarnya untuk rakyat ? bukankah semua dibawah permainan mafia, rakyat yang butuh dipersulit, semua itu berakibat rusun rusun itu mangkrak dan rusak tidak berpenghuni. PKL-PKL dan penghuni rumah kumuh, siapa yang bekuasa disitu ? Bukankah mafia yang terlindungi oleh aparat. Partai gemuk dibawah Gerinda, terdiri dari partai koalisi zaman SBY, mereka beramai-ramai mendukung Prabowo, karena tidak ada janji memberantas KKN secara tegas. Jika mereka berkuasa masih bisa bertahan dalam kenyamanan memperkaya diri dan memperoleh perlindungan hukum, jika menang. Minimal ini perjuangan terakhir bagi mereka untuk bisa lepas dari jeratan korupsi.
Sebagai orang awam, hanya membayangkan, angka 20% APBN itu sudah paling tinggi dibandingkan dunia pendidikan negara lain, pada masa Oeder Baru hanya berkisar 5% APBN. Ini sekedar gambaran, betapa mudahnya umbar janji untuk menarik pendukung. Mungkinkah itu bisa terjadi ? Emangnya itu uang nenek moyang siapa ?
Semoga rakyat dicelikan matanya, tidak sembarangan memilih yang hanya mengumbar janji, seperti masa-masa lalu. Masih Ingat bagi kita semboyan “ Kosupsi Tidak ! “, Apa sesungguhnya terjadi ? korupsi terjadi besar-besaran dengan sistim sistemik, pejabat dan petinggi partai satu persatu terjerat korupsi. Apakah pengalaman ini akan terulang kembali ?
Kita butuh perubahan total, yang dipimpin oleh pemimpin yang bersih, berani, jujur dan berdiri kaut diatas konstitusi. Rakyat cukup tertekan hidupnya karena ulah petinggi, apakah ini akan berjalan terus ? Mari dijawab dalam pemilu 2014.