Jelang Debat Capres KEDUA

Author : Irvan Rahardjo | Saturday, June 14, 2014 10:36 WIB

Sebelum debat capres I 9/6/2014 yang lalu saya mengingatkan capres -cawapres agar tidak emosional defensif ,terkait tema sensitif” Demokrasi , Pemerintah bersih dan Penegakan Hukum”.

Hasilnya Prabowo satu rondeemosional defensif , dua ronde tidak tepat menjawab dan empat ronde normatifmakro konsepsional. Jokowi menjawab eksekusimikro operasional.Prabowo tertolongHatta dengan elaborasi detail. Jokowi tertolong JK dengan pengalaman dan ketegasan.

Menyaksikan debatcapres pertama yang lalu , menjadi jelas beda tegas dengan temperamental , beda konsep dengan resep konkrit, beda orasidengan eksekusi , beda omong besardengan kerja besar. Menjadi jelas , beda tegas dengan agresif . Menjadi jelas , beda pasangan capres cawapres yang mengartikulasikan AKAN melakukan dengan pasangan yang mengartikulasikan SUDAH melaksanakan.

Ronde ke ronde dan nilai debat capres dengan skala 0- 100 menurut penilaian saya adalah sebagai berikut :

Ronde 1( 6′): PS (normatif konsepsional); JKW ( spesifik operasional). 70:90 Ronde 2 (5′): PS (tidak tepat menjawab ); JKW (substantif operasional). 50;85

Ronde 3 (4′): PS (normatif retorika ); JKW (tegas terobosan baru) . 70:90

Ronde 4 (4′): PS (normatif ) ; JKW (konkrit -tegas).70;95

Ronde 5( 1′): PS (emosional); JKW (konkrit) . 55:90

Ronde 6( 4′): PS (tidak tepat menjawab);JKW (spesifik konkrit) . 60:90

Ronde 7 (4′): PS (normatif) : JKW (istri & ibu penting) . 70:95.

 

Keseluruhan seperti dinilai oleh banyak media cetak dan social media , debat capres pertama yang lalu Jokowi-JK unggul atas Prabowo-Hatta. Harian The Jakarta Post mengambil judul 1-0 untuk Jokowi-JK.

Prabowo - Hattabicara pada tataran hight context- makro- konsepsional . JKW-JK bicara pada tataran low context - mikro – operasional . Keduanya dibutuhkan oleh bangsa ini dan keduanya saling melengkapi , bangsa membutuhkan kedua gaya pasangan tersebut . Namun ironi bahwakontestasi memisahkan dan menghadap-hadapkan mereka

Debat capres besok tema ” Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial “saya mengingatkan capres -cawapres yangmengusung konsep ekonomi sama yaitu Ekonomi Kerakyatan agar tidak mengumbar janji jargon dan retorika yang tidak realistis dan filantropis. Hindari jargon ultra nasionalisme dan retorika anti asing , janji janji nasionalisasi investasi asing yang akan menimbulkan masalah hukum internasional kelak dan tidak realistis dilaksanakan di era globalisasi dan liberasi ekonomi dunia saat ini.

Rakyat akan menilai capres demikian sloganistis dan tidak realistis. Seperti slogan Macan Asia yang jauh panggang dari api ketika segala kebutuhan dasar dan pokok di impor ( termasuk kuda di impor ) . Sedangkan semangat Macan Asia harus dimulai dengan kemandirian di segala bidang termasuk tidak mengimpor kebutuhan dasar dan pokok yang harus dapat dipenuhi di dalam negeri. Jokowi agar tidak mengabaikan sektor formal industri dengan tidak memberi perhatian berlebih pada sektor informal.

Prabowo Hatta mempunyai agenda membangun perekonomian yang kuat , berdaulat , adil dan makmur ; melaksanakan ekonomi kerakyatan; membangun kembali kedaulatan pangan , energy dan sumber daya alam; meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan melaksanakan reformasi pendidikan ; meningkatkan kualitaspembangunan social melalui program kesehatan, social, agama , budaya dan olahraga; mempercepat pembangunan infrastruktur ; menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup;

Jokowi –JK mempunyai Sembilan agenda prioritas yang disebut Nawa Cita. Di bidang ekonomi agenda Jokowi-JK adalah meningkatkan kualitas hidupp manusia Indonesia ; meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sector sector strategis ekonomi domestic ; melakukan revolusi karakter bangsa ; memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi social Indonesia ( Kompas 22/5/2014 ).

Kita tunggu besok.

من المقطوع: http://politik.kompasiana.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: