Perspektif Tentang Pendidikan Multikultural

Author : Alya Damayanti | Wednesday, August 13, 2014 10:33 WIB

Indonesia merupakan salah satu Negara terbesar di dunia. Ini dapat terlihat dari beragam suku dan budaya serta letak geografis Indonesia yang begitu luas. Sekitar kurang lebih 13.000 pulau besar, jumlah penduduk yang kurang lebih 200 juta jiwa yang terdapat didalamya 300 suku dengan hampir 200 bahasa yang berbeda yang digunakan ada di Indonesia. Selain itu beragam agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu dan sebagainya menambah keragaman berbudaya dan beragama di Indonesia. Keanekaragaman ini bukan tidak mungkin akan menimbulkan berbagai persoalan seperti saat ini. Mulai dari korupsi, kolusi, nepotisme hingga hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghargai hak-hak orang lain adalah bentuk nyata dari multikulturalisme yang ada di Indonesia. Salah satu contoh kejadian yang sangat memilukan bagi bangsa indonesia adalah saat terjadinya tragedy kerusuhan Mei 1998, dimana kekerasan dan pemerkosaan pada etnis cina, dan pembakaran gedung bangunan seperti mall, dilakukan untuk menurunkan Mantan Presiden Soeharto.

Dalam artikel ini dibahas secara singkat tentang adanya evolusi pendidikan multibudaya yang terbagi ke dalam empat fase yang dikemukakan oleh Banks (1993). Mulai dari fase yang pertama yaitu upaya untuk mempersatukan kajian-kajian etnis pada setiap kurikulum. Fase kedua yaitu sebagai usaha untuk menerapkan persamaan pendidikan melalui reformasi keseluruhan sistem pendidikan. Fase ketiga yaitu kelompok-kelompok marginal yang lain, seperti perempuan, orang cacat, homo dan lesbian, mulai menuntut perubahan-perubahan mendasar dalam lembaga pendidikan. Sampai dengan fase yang keempat yaitu perkembangan teori, riset dan praktek, perhatian pada hubungan antar-ras, kelamin, dan kelas telah menghasilkan tujuan bersama bagi kebanyakan ahli teoritisi, jika bukan para praktisi, dari pendidikan multibudaya. Tujuannya mengupayakan gerakan reformasibertransformasi terhadap proses dan lembaga-lembagapendidikan pada semua tingkatan dan tidak membedakan golongan apapun, sehingga semua murid akan memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan.

Sumber :

 

<p style="text-align: justify;" justify;\\"=""> Muhammad Risal. 2014. Perspektif Tentang Pendidikan Multikultural,http://www.artikelbagus.com/2011/11/perspektif-tentang-pendidikan-multikultural.html, (diakses 12 Agustus 2014)

من المقطوع: http://edukasi.kompasiana.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: