Sistem Ekonomi dan Korban Rakyat Kecil Pada Pembagian Sedekah JK

Author : Aries Musnandar | Thursday, August 14, 2014 10:01 WIB

Sistem Ekonomi, Pembagian Sedekah dan Rakyat Kecil

Menyedihkan memang rakyat kecil berdesak-desakan bersilaturahmi dirumah JK sehingga banyak mengambil korban baik yang tewas dan luka-luka. Kepadatan masyarakat awam dirumah JK ini kiranya tidak semata-mata ingin berlebaran tetapi tidak dipungkiri bagi wong cilik pembagian uang Rp 50 ribu rupiah juga dapat memicu ketertarikan mereka berbondong-bonding menatangi kediaman JK. Hal ini seperti ini sudah merupakan fenomena biasa saat para elite (orang kaya) di negeri ini membagi-bagikan sedekah kepada rakyat kebanyakan. Bahwa korban yang berjatuhan dari kegiatan seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi, sudah berulangkali dan kita bisa menduga akan terjadi lagi dimasa mendatang jikalau tidak ada keseriusan dari para elite dan pihak berwenang untuk membenahi sistem bagi-bagi sedekah semacam ini. Sistem ekonomi sekarang ini membawa pada sitausi rakyat kecil selalu berada dibawah dengan terus menerus menengadahkan tangannya sementara sang pemilik modal (the have people) seolah bak dermawan yang tangannya berada diatas memberikan berbagai sumbangan kepada rakyat jelata. Padahal, hak menikmati kesejahteraan dibumi kaya raya ini sama besarnya, namun oleh karena ketidakbewruntungan pendidikan, sosial ekonomi dan politik membuat sebagian besar rakyat ini tidak menikmati kue pembangunan yang wajar sebagaimana sebagian elite bangsa ini rasakan.

Peristiwa trgais diatas paling tidak menunjukkan bagi kita betapa kesenjangan sosial dibumi kaya sumberda alam ini masih menganga dan cukup sulit diatasi. Hal ini dikarenakan sistem demokrasi ekonomi yang dijalankan di Indonesia cenderung liberal kapitalistik, dimana pemilik modal akan tetap kaya dan berjaya sementara akan muncul kelompok lain yang biasanya dalam jumlah cukup besar yang termajinalkan atau terpinggirkan akibat berbagai kebijakan sistem eknomi liberal semacam itu. Meski konstitusi di negeri ini tdak mengenal sistem ekonomi liberal kapitalistik melainkan demokrasi kerakyatan yang berazas kerakyatan, kebersamaan dan lebih pada senasib dan sepenanggungan namun senyatanya kebnijakan dan implementasinya di lapangan mengesankan pengaruh dari sistem neoliberal yang memang merajai sistem perekonomian di dunia pada umumnya.

Saya kira kejadian dirumah kediaman JK ini yang notabene baru saja diresmikan KPU sebagai Wapres RI mendatang diharapkan dapat menyadarkan para elite bangsa ini termasuk beliau bahwa sistem pendidikan ala liberalisme tidak akan pernah dapat memeratakan kesejahteraan secara utuh dan sempurna. Sebaliknya, landasan ekonomi kerakyatan yang tersurat dan tersirat dalam konstitusi dan gebrakan pada pendidri republik ini dahuku kala sewajarnya perlu diperhatikan kembali. Tentu saja kita tidak bisa menambal sulam atau mencampuir adukkan antara kapitalisme ekonomi ala Barat dengan sistem ekonomi kerakyatan yang berumber dari konstitusi kita yang sudah merupakan hasil renungan mendalam para pendiri bangsa. Jadi, ,esti ada kemauan kuat bahkan mungkin revolusi pemikiran dalam menjadikan sistem eknomi kita tidak berkiblat pada non jati diri bangsa.

Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: