BEDAH BUKU: Bupati Kudus H Musthofa (baju putih) saat menjadi pemateri dalam bedah buku ’Mitologi Ritual-Budaya Kaki Muria’ di GOR Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. (suaramerdeka.com / Andika Primasiwi)
KUDUS, suaramerdeka.com - Wilayah eks-Karesidenan Pati kaya dengan berbagai budaya. Termasuk di dalamnya Kabupaten Kudus. Keragaman tradisi ritual dan tersebut tertuang dalam buku berjudul ’Mitologi Ritual-Budaya Kaki Muria’ karya Moh. Farid dkk, dari LPM Paradigma STAIN Kudus.
Buku tersebut dibedah di GOR Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, Kamis (2/3). Hadir sebagai pemateri bedah buku adalah Bupati Kudus H. Musthofa bersama budayawan Nur Said dan sejarawan Edy Supratno.
Bupati Kudus mengungkapkan, dari fisiknya, cover buku ini sangat menginspirasi dan menarik. Gambar tumpeng sudah mewakili budaya luhur Jawa, khususnya di kaki Muria ini. Apalagi isinya sudah barang tentu sarat dengan nilai-nilai budaya yang beragam.
”Ini bagus sebagai panduan tentang wisata spiritual. Dan saya sebagai bupati yang lahir di kaki Muria ini sangat memberikan apresiasi terhadsp buku ini,” kata Bupati yang asli kelahiran Kudus.
Salah satu yang dibahas dalam buku ini adalah tradisi parade sewu kupat yang merupakan hasil inisiasi Musthofa sebelum menjabat sebagai Bupati. Kemudian setelah terpilih sebagai Bupati Kudus, Kirab tradisi di bulan Syawal ini terus dilestarikan. Tradisi untuk ngalap berkah Kangjeng Sunan Muria ini, yang mampu menyedot puluhan ribu masyarakat untuk hadir itu hendaknya terus dilestarikan.
”Ini merupakan bentuk tradisi yang bernuansa religius. Nilai kebersamaan seluruh masyarakat, adanya rasa syukur atas yang telah diberikan Allah SWT, serta ngalap berkah Kangjeng Sunan Muria,” tambah Bupati yang sangat concern terhadap budaya lokal Kudus.
Bupati ingin seluruh masyarakat bisa membaca buku ini. Apalagi sejak dini anak-anak di Kudus telah diadakan gerakan gemar membaca. Sehingga bisa mengenal bahkan bisa melestarikan budaya agar jangan sampai luntur. Semuanya akan menjadikan inspirasi bagi generasi penerus. ”Selalu saya berpesan untuk kenali, cintai budaya Kudus yang akan memberikan inspirasi untuk membangun Kudus,” harapnya.
Jadi Rujukan
Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Bupati Kudus akan menjadikan buku ini sebagai oleh-oleh bagi pengunjung Parade Sewu Kupat yang digelar tiap hari kedelapan lebaran tahun ini. Agar semuanya bisa mengenal semua budaya di Kaki Muria ini. Keterlibatan sejarawan seperti Edy Supratno diharapkan bisa terus melahirkan karyanya agar Kudus bisa sebagai rujukan, dalam ranah kebudayaan.
Sementara itu, Edy Supratno memberikan apresiasi pada buku karya mahasiswa ini. Namun demikian, dirinya memberikan koreksi pada kelengkapan dan validitas data pada buku ini. Di antaranya tidak adanya daftar pustaka sebagai rujukan literatur dan adanya data yang kurang tepat. Misalnya kepemilikan rumah kapal.
Adapun Nur Saidy berharap, buku ini bisa menjadi rujukan peneliti nasional bahkan manca negara. Mengenai isi sangat relevan dengan kehidupan kita, karena hidup ini tidak terlepas dari ritual mulai sebelum lahir hingga meninggal. ”Saya sangat memberikan apresiasi pada Pak Bupati Kudus yang memberikan support terhadap terbitnya buku ini apalagi menjadikan sebagai souvenir,” kata Nur Said.
Apresiasi untuk Bupati juga terlontar dari Wakil Ketua Bidang Akademik STAIN Kudus Saekhan Muchith. Dia mengatakan bahwa kehadiran Bupati untuk turut hadir sebagai pembedah buku ini merupakan wujud perhatiannya pada keilmuan.
Disebutkannya, bahwa Pak Musthofa merupakan bupati yang cinta ilmu. ”Terima kasih, Pak Bupati yang cinta ilmu ini. Kehadiran beliau di acara ini merupakan wujud concern-nya pada wacana keilmuan,” kata Saekhan.
(Andika Primasiwi / CN26 / SM Network)