xplor.xl.co.id
Pertanyaan ini muncul saat saya mulai rajin mendengarkan radio, setelah sebelumnya sempat vakum bertahun-tahun. Akan tetapi bukan berarti saya tidak mendengarkan musik. Karena teknologi, saya lebih mendengarkan musik melalui laptop atau mp3, bukan radio. Lagu-lagu yang saya dengar pada umumnya lagu-lagu tahun 90-an atau awal 2000, dan hampir semuanya bergenre rock dan variannya.
Nah sudah satu tahun terakhir ini saya kembali mendengarkan stasiun radio favorit saya sejak sekolah. Dahulu, walaupun memang didominasi oleh lagu pop, tetapi ada saja lagu bergenre rock yang menjadi hits, sebutlah Don’t Wanna Miss A Thing - Aerosmith, Crawling - Linkin Park, Better Man - Pearl Jam, Wonderwall - Oasis, American Idiot - Greenday atau di awal tahun 90an ada Interested Love Song - Stone Temple Pilots atau yang lumayan jadul ada You’re All I Need - White Lion, menjadi hits di mana-mana.
Saat ini, entah hanya perasaan saya saja, selama saya mendengarkan radio jarang sekali terdengar lagu rock baru. Mungkin hanya band Coldplay yang saya anggap sebagai salah satu pengusung rock alternatif britpop yang terdengar. Menurut saya, musik mereka saat ini lebih ke pop daripada rock, seperti dalam lagu Fix You dan Adventure of A Lifetime. Berbeda dari 14 tahun lalu ketika “In My Place” muncul dengan dentuman drum keras dan intro gitar rock yang kental.
Lagu-lagu yang banyak diputar di radio ibukota sekarang adalah lagu pop yang mudah dinikmati seperti lagu-lagunya Rihana, Adelle, John Legend, Justin Bieber, Calvin Harris, Selena Gomes, Ariana Grande, Lady Gaga, One Direction, Zein Malik dan lain sebagainya. Terkadang saya menunggu kalau-kalau ada yang agak nge-rock muncul, namun jarang banget. Pernah ada satu lagu terbarunya Greenday, tetapi cuma sekali doang.
Jika kita melihat perkembangan musik rock yang terakhir saya ikuti tahun 90-an dan awal tahun 2000, genre rock yang berkembang adalah rock alternatif seperti Nirvana, Pearl Jam, kemudian yang brit seperti Coldplay atau yang oldschool macam Greenday dan Blink182. Gaung musik alternative ini luar biasa menurut saya. Bagaimana sekarang? Memang idealnya, setelah genre rock alternatif mulai memudar, harusnya muncul genre baru seperti yang terjadi pada genre-genre rock terdahulu. Tetapi mengapa saat ini tidak terdengar genre yang baru dan meledak?
Saat ini saya juga tidak melihat intensitas projek para rocker, ketika mereka sudah sukses dengan band mereka, biasanya para rocker membuat projek band baru. Sepengetahuan saya, dulu projek ini cukup intens, misalnya Slash membentuk Velvet Revolver bersama vokalis Stone Temple Pilots, Scott Weiland, kemudian Chris Cornell, Soundgarden membentuk Audio Slave bersama gitaris Rage Against The Mahine (RATM), Tom Morello, selanjutnya ada vokalis Staind, Aaron Lewis yang berkolaborasi dengan Limp Bizkit. Saat ini kegiatan itu sepertinya melempem.
Untuk memenuhi rasa penasaran, saya mencoba menelaah, mencari jawaban untuk kondisi itu. Berikut rangkumannya.
Pertama, rocker kalah bersaing dengan penyanyi pop. Kemungkinan ini bisa terjadi. Dulu tahun 90 dan awal 2000an, musik rock cukup berkembang dan digandrungi anak muda. Radio banyak memutar lagu mereka, televisi menayangkan video klip mereka, sampai majalah remaja banyak memuat berita termasuk memasukan foto dalam sampul dan juga posternya. Saat ini yang banyak muncul ya yang itu tadi, macam Justin Bieber, Bruno Mars, atau One Direction dan lain sebagainya. Walaupun sebenarnya ada band rock masa kini macam Kings of Leon dan Arctic Monkeys, cuma menurut saya gaungnya tidak cukup hebat.
Jawaban kedua adalah tidak adanya genre rock penerus yang populer. Tahun 90 dan 2000an adalah tahun alternatif rock, setelah itu seharusnya rock berkembang atau ada genre rock yang baru. Sepengetahuan saya memang ada jenis genre rock baru yang namanya post rock dan ambient rock, musik rock dengan suasana yang ambiens seperti ketika kita berada di goa besar. Genre ini diusung band macam Efek Rumah Kaca dan Barasuara serta The Trees and The Wind, dimana mereka punya gitar yang dimainkan dengan reverd/delay yang kental banget dan membuat efek gema. Tetapi, kepopuleran genre rock ini menurut saya biasa saja.
Ketiga, band rock sekarang tidak menghasilkan lagu hits. Band rock yang ada bisa jadi produktif namun lagu mereka tidak ada yang mencapai hits. Bisa jadi karena idealisme yang makin tinggi sehingga mereka tidak peduli dengan hits. Yang penting bagi mereka adalah berkarya sesuai isi hati dan percaya mereka punya fans sendiri yang setia memantau lagu mereka.
Yang keempat, radio tidak memutar lagu rock tetapi lagu pop, karena memang trennya ke arah sana atau dibuat ke arah sana. Saya mencoba sesekali mengubah frekuensi dan mendengar stasiun radio lainnya, namun isinya hampir sama. Memang ada yang spesialis lagu rock di hari-hari tertentu, cuma isinya kebanyakan lagu-lagu lawas.
Dari jawaban di atas, kesimpulannya adalah musik rock masih ada, walau grafiknya menurun dan kepopuleran mereka tidak seperti band-band terdahulu. Bisa jadi karena mereka percaya dengan idealisme sehingga tidak perlu populer, bisa jadi juga karena kalah bersaing dengan lagu pop. Berbeda dengan zaman dulu dimana banyak band rock yang lagunya ngehits di radio.
Saya pikir, kondisi ini menjadi PR para rocker. Walaupun mereka katakanlah tidak peduli dengan lagu hits, namun masyarakat penggemar rock macam saya selalu menanti munculnya lagu hits mereka di radio, apakah dari band rock lawas ataupun dari band rock baru dengan genre baru. Bagaimanapun, mereka punya fans dan pecinta musik rock macam saya yang harus dipuaskan dengan karya-karya mereka. Jangan sampai saya menganggap musik rock sekarat atau bahkan sudah mati! Semoga Lenny Kravitz tidak benar dengan lagunya berjudul Rock and Roll is Dead!
Jadi, saya mohon, berkaryalah, dan ciptakan hits!