Pameran ini menghubungkan pertumbuhan seni rupa Indonesia dengan perkembangan di wilayah Asia Tenggara. Digelar yang kedua kalinya, tema yang diusung adalah 'Encounter: Art from Different Lands'.
"Encounter diterjemahkan sebagai pertemuan sebuah gagasan untuk menimbang kembali pengalaman hidup yang diraih secara langsung," ujar salah satu kurator, Rizki A.Zaelani, dalam keterangannya, Selasa (18/10/2016).
Pertemuan berbagai ekspresi seni yang berasal dari daratan yang berbeda tak hanya menjelaskan tentang penciptaan setiap karya tapi juga soal pandangan, sikap, dan penilaian yang dimiliki oleh masing-masing seniman. Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus 'Andre' Sukmana' juga mengatakan pameran ini merupakan kesempatan yang berharga bagi para seniman Indonesia dan Asia Tenggara.
|
"SEA+Triennale 2016 juga menunjukkan artikulasi perhatian masing-masing seniman terhadap banyak pengalaman hidup di tempat yang berbeda dan terhubung satu sama lain," ungkap Tubagus.
Ke-44 karya seni rupa dua dan tiga dimensional disajikan berupa lukisan, patung, object, seni cetak, fotografi, video art dan seni instalasi. Karya tersebut berasal dari 44 perupa di 12 negara. Dari Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali dan Balikpapan. Sedangkan dari mancanegara yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Filipina, Myanmar, Laos, Australia, Denmark, Norwegia dan Inggris.
Pameran 'Sea+Triennale 2016' dibuka pada 18 Oktober, pukul 19.30 WIB di Galeri Nasional Indonesia.