 |
Jakarta -
Film kolosal terbaru produksi Media Desa Indonesia berjudul 'Gunung Emas Almayer' digadang-gadang akan menjadi film terbesar tahun ini. Jalur distribusi film tersebut tak hanya menjangkau pasar dalam negeri.
Film arahan sutradara kawakan asal Malaysia U Wei itu akan diputar di bioskop nasional pada 6 November mendatang. 'Gunung Emas Almayer' diklaim akan mendapatkan jatah layar yang lebih dari film Indonesia lain.
"Film akan ditayangkan di 150 bioskop di Indonesia. Ini terbilang sukses, karena biasanya film Indonesia itu hanya dapat jatah maksimal 80 bioskop," kata perwakilan dari Media Desa Indonesia, Sam Siregar saat jumpa pers di Kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2014).
Sejalan dengan konsep tim produksi 'Gunung Emas Almayer' yang berkolaborasi secara internasional, maka proses distribusinya pun menjangkau pasar lebih jauh. Rencananya, 'film adaptasi novel era 1800-an karya Joseph Conrad itu akan diputar di sejumlah negara di Amerika Utara dan Kanada.
"Film ini akan tayang di Malaysia dan negara-negara Asean, kemudian Amerika Utara dan Kanada. Kami memulai di Indonesia lebih dulu, tiga minggu kemudian ke Malaysia. Baru setelahnya ke 10 negara Asean dan Benua Amerika," jelas Sam lagi.
Namun, akan terjadi perubahan judul untuk beberapa negara. Di Malaysia saja, 'Gunung Emas Almayer' akan berganti menjadi 'Hanyut', sedangkan di Benua Paman Sam dan Kanada, nama 'Gold Mountain' dipilih sebagai judulnya.
"Ini menjadi marketing dari masing-masing negara. Makanya terjadi perubahan judul itu sendiri," pungkasnya.
Dengan latar belakang Malaka abad 19, 'Gunung Emas Almayer' menceritakan tentang perjuangan seorang pedagang senjata berkebangsaan Belanda yang sekaligus mempunyai minat arkeologi bernama Kaspar Almayer. Almayer mengejar impiannya menemukan gunung emas di Malaka.
Impian Almayer untuk menemukan gunung emas, tak terlalu mudah. Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi, baik dari para pedagang Arab, manuver politik ketua suku adat setempat, tentara militer Kolonial Inggris, pejuang kemerdekaan maupun dari keluarganya sendiri.
Film ini dibintangi Peter O`Brien, Sofia Jane, Rahayu Saraswati, El Manik, Alex Komang, Adi Putra, Diana Danielle, Khalid Salleh, Bront Palarae, dan Sabri Yunus.