Jakarta - 'Laddy Caddy' menang lagi? Itulah histeria yang terdengar mengiringi kabar kemenangan film pendek karya sineas asal Yogyakarta Yosep Anggi Noen, 'A Lady Caddy Who Never Saw A Hole in One' di ShortShorts Film Festival and Asia 2014 di Tokyo, Senin (9/6/2014) lalu.
Pertanyaan itu sebenarnya lebih menyiratkan kegembiraan ketimbang kekagetan. Maklum, 'Lady Caddy' sebelumnya sudah memenangkan piala sebagai film pendek terbaik di Busan International Film Festival 2013 dan Festival Film Solo 2014.
"Iya, saya mau mengabarkan kegembiraan, Lady Caddy menang lagi," ujar Anggi kepada detikhot, Jumat (13/6/2014). Di ShortShorts Film Festival (SSFF), Tokyo 'Lady Caddy' meraih dua piala sekaligus, salah satunya adalah penghargaan tertinggi Grand Prix sebagai film pendek terbaik.
Bagi sutradara 'Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya' itu, kemenangan kali ini memiliki makna tersendiri. Sebab, SSFF dikenal sebagai festival kualifikasi untuk Academy Award. Dan, sebagai peraih piala tertinggi, 'Lady Caddy' kini memiliki peluang lebar untuk melenggang ke ajang Piala Oscar tersebut.
"Festival ini memang kualifikasi untuk Academy Award, tapi tentu saja jalan bagi kami masih panjang," ujar Anggi. "Saya sendiri tak pernah bermimpi mendapat Piala Oscar, tapi sekarang, dengan kemenangan ini, ya mau tak mau jadi berharap," tambahnya.
Film berdurasi 15 menit dengan judul versi Indonesia 'Nona Kedi yang Tak Pernah Melihat Keajaiban' ini mengangkat persoalan politik melalui cerita yang unik. Dibintangi oleh Joned Suryatmoko dan Christy Mahanani, film ini menampilkan obrolan seorang caddy dengan pria di tengah sawah yang seolah-olah sedang bermain golf.