Selama di Polandia, para dosen banyak berbincang mengenai kerja sama.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Erasmus telah memberangkatkan lima dosen UMM terbang ke Polandia. Melalui program Erasmus Staff Week, lawatan dosen UMM ke Polandia bertujuan melaksanakan pengajaran sekaligus workshop di Politechnika Lubelska, Lublin, Polandia.
Lima dosen tersebut terdiri atas Muhammad Salis Yuniardi dan Iswinarti dari Fakultas Psikologi. Kemudian Fien Zulfikarijan, dan Erna Retno Rahadjeng dari Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB). Lalu satu dosen Fakultas Teknik UMM, Iis Siti Aisyah.
Salis menjelaskan, hari pertama menginjakkan kaki di sana, ia diberi waktu untuk mengajar dan memaparkan psikologi lintas budaya. Ia bersama dosen dari Politechnika Lubelska saling bertukar pikiran dan ide. “Utamanya terkait budaya masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Secara khusus, Salis menyampaikan materi mengenai dimensi budaya orang Indonesia. Dia menjelaskan menurut kajian psikologi lintas budaya. Di sana, Salis juga membicarakan tentang beragam keunggulan budaya di Indonesia, salah satunya mengenai total bahasa yang mencapai 178 bahasa daerah.
Selain mengajar, ia juga mengikuti pelatihan yang membahas mengenai pengelolaan perpustakaan dan publikasi. Kemudian penerbitan karya ilmiah dari para sivitas akademika. Menurutnya, perbedaan antara UMM dan Politechnika Lubelska hanya gaya manajemennya karena pengelolaannya hampir sama.
Selama di Polandia, Salis dan dosen-dosen lainnya lebih banyak berbincang mengenai kerja sama. Di sana, ia juga sempat diundang oleh kepala International Relation Office (IRO) Politechnika Lubelska serta bertemu para kepala prodi untuk membahas kerja sama jangka pendek dan jangka panjang dengan Kampus Putih UMM.
Pada awal Juli kemarin, empat dosen dari Politechnika Lubelska juga datang ke UMM untuk melaksanakan kuliah tamu ke mahasiswa. “Dari situ kita juga membicarakan kolaborasi jangka panjang seperti riset bersama dan juga student exchange untuk mahasiswa UMM,” ungkapnya.
Baginya, kunjungan ke Polandia sangat berharga dan memberikan banyak pandangan baru. Ia bertekad untuk membawa pengetahuan yang sudah ia dapat untuk dikembangkan dengan lebih baik lagi di UMM.
Salah satu yang menarik adalah perencanaan laboratorium. Menurut dia, laboratorium di UMM sudah sangat bagus. Namun ada beberapa hal yang bisa ditingkatkan dan dikembangkan karena laboratorium di Polandia tidak main-main.
“Ketika kita bicara akademik, maka laboratorium merupakan inti akademik. Kalau kita ingin riset meningkat, maka laboratorium perlu ditingkatkan juga,” jelas dia.
Terakhir, ia berharap selepas lawatannya ke Polandia bisa berguna untuk akademik di UMM. Ada tiga bekal yang ia bawa untuk dikembangkan, yaitu peningkatan bahasa Inggris bagi seluruh sivitas akademika UMM, pertukaran kegiatan internasional, atmosfer riset akademik serta laboratorium.