Manfaatkan Limbah Tembakau, Mahasiswa UMM Ajak Petani Blitar Buat Pestisida Alami
Petani Banyuurip Buat Pupuk Organik | DOKUMEN
Petani Banyuurip Buat Pupuk Organik | DOKUMEN
Manfaatkan Limbah Tembakau, Mahasiswa UMM Ajak Petani Blitar Buat Pestisida Alami
AKURAT.CO, Lima orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengajak para petani di Kabupaten Blitar untuk membuat pestisida alami dengan bahan baku dari limbah tembakau. Hal ini menyusul banyaknya limbah tembakau dan puntung rokok di dusun Sumberejo, Blitar, Jawa Timur, sehingga menggerakkan lima mahasiswa UMM tersebut untuk berinovasi dengan memanfaatkan potensi limbah tembakau.
Ketua kelompok inovasi pestisida alami berbahan baku limbah tembakau tersebut, Vera Yunita Wulandari mengemukakan ide tersebut muncul dari kebiasaan petani tembakau di lingkungan rumahnya di Dusun Sumberejo yang membuang tembakau kering yang tidak layak jual, padahal limbah itu bisa menjadi bahan baku pestisida alami.
"Bapak-bapak di sini juga gemar merokok, sehingga sampah rokok yang dihasilkan juga cukup banyak," kata mahasiswi Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM tersebut di Malang, Kamis,(21/1/2021).
Berbekal kondisi itu, ia dan empat mahasiswa lain yaitu Achmad Septiano Febrian, Lusi Liana Ningrum, Nayunda Nanda Rista, dan Nur Alvina Proborini melakukan penelitian untuk mengetahui kandungan tembakau.
Mereka menemukan bahwa nikotin dalam tembakau bisa dijadikan pestisida alami. Dan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, katanya, ide tersebut diajukan ke Program Kreativitas Mahasiswa-Teknologi (PKM-T) dan mendapat pendanaan riset dari Dikti.
Vera menjelaskan, beberapa peraturan Dikti berubah karena adanya pandemi COVID-19, salah satunya agenda sosialisasi yang hanya bisa diadakan secara daring.
Meski demikian, ia dan tim tetap melakukan usaha yang maksimal agar mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Jadi, kami membuat video tutorial. Videonya tidak diperbolehkan menggunakan orang sungguhan, akhirnya kami menggunakan video animasi untuk memudahkan para petani dalam memahami materi dengan baik,” kata mahasiswi kelahiran Blitar ini.
Menurut dia, meskipun tidak bisa melakukan praktik langsung di lapangan, para petani tembakau sangat antusias dengan materi yang diberikan.
Baca Juga: