ANALISNEWS, MALANG – Meningkatnya kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga akhir tahun 2020 perlu segera ditindaklanjuti. upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 harus dilakukan mulai dari lingkup terkecil yaitu Desa. Karena Desa dijadikan sebagai benteng terakhir pertahanan ketika Negara berada dalam kondisi krisis.
Melihat kondisi di daerah Malang yang berstatus zona merah, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Gelombang 14 Kelompok 61 di Desa Dilem, Jl. Sidotopo RT 04/RW 01 Kecamatan Dilem Kabupaten Malang yang dimulai pada tanggal 3 Desember 2020 dengan tema “Edukasi Kebiasaan Baru Masyarakat Pasca New Normal di Desa Dilem”. Kegiatan tersebut dilakukan oleh mahasiswa semester lima dari Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang dibimbing oleh Dosen psikologi Bapak Adhyatman Prabowo, S.Psi., M.Psi
Desa Dilem dipilih sebagai lokasi PMM karena banyak masyarakat Dilem yang meremehkan akan adanya virus Covid-19 sehingga menyebabkan banyak masyarakat di Desa tersebut yang terinfeksi virus Covid-19 dan Desa Dilem berstatus zona merah.
Dengan memanfaatkan potensi Desa Dilem sebagai pengolah barang-barang bekas (rosokan) para mahasiswa melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat di Desa Dilem untuk membuat faceshield dari botol bekas. Kegiatan pembuatan faceshield di ikuti oleh 10 warga dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Desa Dilem dalam upaya mengedukasi kebiasaan baru masyarakat pasca new normal mendapat sambutan baik dari Kepala Desa, ketua RT, dan masyarakat Dilem.
“saya berharap dengan adanya kegiatan PMM yang dilakukan di Desa Dilem RT 04/RW 01 mampu meningkatkan kesadaran masyarakat Dilem dalam mencegah atau memutus mata rantai penyebaran Covid-19.” ungkap Bapak Suyitno selaku Kepala Desa.
Dukungan tersebut juga terlihat dari partisipasi dan antusiasme masyarakat Dilem dalam kegiatan pembuatan faceshield dari barang bekas, dimana masyarkat tersebut tidak hanya mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari para mahasiswa namun juga mempraktikannya secara langsung agar masyarakat lebih paham.
Kegiatan pembuatan faceshield secara mandiri dari barang bekas ini bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas masyarakat agar tetap produktif di masa pandemi. Dengan potensi yang dimiliki Desa Dilem sebagai pengolah barang-barang bekas (rosokan), barang-barang tersebut dapat di jadikan sesutau yang sangat berguna dan memiliki nilai. Pembuatan faceshiled mandiri dari bahan-bahan bekas ini juga dianggap lebih ekonomis dan hemat biaya oleh masyarakat Dilem. Karena bahan yang digunakan untuk membuat faceshield tidak terlalu banyak dan mudah ditemukan diantaranya botol bekas, lem tembak, busa eva, dan karet elastis.
PMM yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dengan memberdayakan masyarakat untuk membuat faceshield menggunakan barang bekas sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat Desa Dilem. karena ditengah meningkatnya kasus positif Covid-19 di Desa Dilem, Kabupaten Malang, alat pelindung wajah sangat disarankan untuk orang-orang yang kerap melakukan interaksi dengan masyarakat luas. Melalui kegiatan PMM yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang menjadi salah satu upaya untuk membantu masyarakat dalam pencegahan Covid-19, khususnya Desa Dilem yang saat ini berstatus zona merah. (*)