Malang (ANTARA News) - Dua orang oknum mahasiswa Institut Teknologi Surabaya (ITS) berinisial VA dan WP terlibat kasus perjokian pada saat pelaksanaan tes masuk calon mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Malang, Senin.
Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Nasrullah mengatakan kedua oknum mahasiswa Institut Teknologi Surabaya (ITS) tersebut dari Jurusan Teknik Kimia.
"Pihak kampus bersama kepolisian masih terus mendalami otak pelakunya. Pasti masih ada pelaku lainnya yang pada saat kejadian berada di luar area ruang tes," tegas Nasrullah.
Ia menjelaskan, kedua joki yang tertangkap tersebut menggunakan layanan bluetooth dengan memodifikasi handphone menjadi lebih tipis yang menyerupai kertas. Namun, upaya itu gagal, karena ruang tes diacak, tidak dalam satu gedung atau UMM Dome seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu Rektor UMM Dr Muhadjir Effendi mengatakan jika dirinya akan melaporkan kasus tersebut ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan rektor ITS, dimana dua mahasiswa yang menjadi joki tersebut menempuh pendidikan tingginya.
"Praktik perjokian ini sudah menjadi kriminalisasi intelektual. Apa jadinya bangsa ini kalau mulai tes masuksaja sudah melakukan pembohongan, bagaimana kelak kalau mereka menjadi seorang pemimpin," tandasnya.
Menurut Muhadjir, praktik perjokian adalah pelanggaran berat dan harus diusut tuntas, sebab tidak menutup kemungkinan perjokian itu juga terjadi di perguruan tinggi lain, terutama dalam pelaksanaan seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN).
Menyinggung adanya orang dalam (internal) UMM yang terlibat, Muhadjir mengatakan sampai saat ini masih belum ada indikasi itu. Namun, jika ada yang terbukti terlibat, maka pihaknya tidak segan-segan untuk memberikan sanksi pemecatan dan mahasiswa yang terbukti menggunakan jasa joki juga langsung didiskualifikasi, bahkan namanya langsung masuk dalam daftar hitam UMM.
Sementara Ketua panitia Seleksi Mahasiswa Baru UMM Fauzan menjelaskan dua orang mahasiswa ITS tersebut menyamar menjadi peserta tes bersama 2.027 peserta jalur reguler lainnya pada tes masuk gelombang pertama.
Kedua joki itu, lanjutnya, mengerjakan 100 soal yang dibagi rata masing-masing 50 soal. Selanjutnya, jawaban dikirim kepada "klien" yang juga ikut tes penerimaan mahasiswa baru di UMM melalui alat komunikasi canggih yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.
Setelah tes berlangsung sekitar 20 menit, panitia seleksi dan petugas melakukan penggeledahan terhadap peserta tes. Dan, ternyata ada 31 orang peserta menggunakan alat komunikasi yang sama dengan cara yang sama pula.
Ke-31 peserta tes yang diduga menggunakan jasa joki tersebut diamankan di aula dekat gedung rektorat dan dua orang joki yang berhubungan langsung dengan joki lain yang berada di luar area tes, diinterogasi di ruangan khusus, terpisah dari peserta tes yang tertangkap.
"Server pengendali alat komunikasi bagi peserta tes yang menggunakan jasa joki itu ada di wilayah Batu dan Kota Malang dan menurut pengakuan `klien` joki ini biaya yang dikeluarkan juga sangat tinggi, yakni sampai Rp250 juta untuk Fakultas Kedokteran (FK)," katanya.
Sebagian besar peserta tes yang menggunakan jasa joki itu juga dari FK. Dari jumlah pendaftar di FK yang mencapai hampir seribu itu, hanya 50-50 mahasiswa yang diterima.
Kuota mahasiswa baru di UMM secara keseluruhan sekitar 5.000, dengan rincian 1.600 mahasiswa diterima melalui jalur undangan (prestasi) dan selebihnya dari jalur reguler melalui tes.