Malang - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menerima anugerah "Prabawa" dari Pemkab Malang karena kepeduliannya terhadap energi alternatif untuk membantu masyarakat di pedesaan.
Anugerah Energi Prabawa tersebut diserahkan langsung oleh Bupati Malang Rendra Kresna bersamaan dengan gelaran wisuda periode IV UMM di gedung Dome, Sabtu.
Menurut Bupati Malang Rendra Kresna, UMM sebagai kampus yang memiliki kepedulian tinggi terhadap energi alternatif untuk membantu masyarakat."Masyarakat Kabupaten Malang pun juga menjadi salah satu fokus perhatian UMM dalam ketersediaan energi listriknya," katanya.
Beberapa daerah di Kabupaten Malang meminta UMM menjadi pendamping pengembangan biogas, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTAng).
Atas bantuan Bank Dunia dan Kemitraan Indonesia-Australia, di kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang, UMM bersama masyarakat saat ini sedang membangun satu unit PLTMH untuk membangkitkan listrik pemompa air bersih.
Pompa tersebut akan dimanfaatkan untuk mengalirkan air bersih ke-11 desa di sekitar Sumbermaron, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Dalam sepuluh tahun terakhir UMM memiliki kepedulian terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan. Saat ini yang telah dikembangkan adalah PLTMH, reaktor biogas, energi solar cell, dan PLTAng.
Sementara Kepala Humas UMM Nasrullah mengatakan, anugerah Energi Prabawa dari Pemkab Malang tersebut merupakan yang kedua bagi pengembangan energy alternatif UMM.
Sebelumnya, di tingkat ASEAN, PLTMH UMM meraih Asean Energy Awards dari Konsorsium Menteri Energi se-Asean pada tahun 2008. Selain itu, pengakuan juga diperoleh UMM dari berbagai pihak, seperti Dubes Iran untuk Indonesia, Dirut PLN, dan beberapa menteri.
PLTMH UMM merupakan pembangkit listrik yang menghasilkan power 100 Kwh. Kekuatan ini mampu menghidupi kebutuhan listrik kampus hingga 100% pada malam hari dan 30% pada siang hari.
Selain itu, sebagai laboratorium terapan yang mudah dijangkau oleh siapapun, PLTMH UMM telah dikunjungi tak kurang dari 5.000 orang. Di antara mereka bahkan ada yang menjadikannya sebagai bahan skripsi, tesis hingga disertasi.(*)
