Mahasiswa UMM Ciptakan Beras Artifisial, Begini Wujud dan Cara Membuatnya

Author : Humas | Selasa, 22 Agustus 2023 11:02 WIB | Berita Satu - Berita Satu

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Nisrina Nabila Nasywa menunjukkan olahan beras artifisial hasil karyanya, Selasa, 22 Agustus 2023. 

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Nisrina Nabila Nasywa menunjukkan olahan beras artifisial hasil karyanya, Selasa, 22 Agustus 2023. 

Malang, Beritasatu.com - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, menciptakan olahan beras artifisial. Olahan beras artifisial ini diklaim mempunyai nutrisi tinggi, dan bisa membantu menekan masalah stunting.

Beras artifisial itu dibuat tim gabungan yakni Imelda Azaliya, Ibnu Hafid, Widia Rosa, Nisrina Nabila, dan Wahyuddin Fahrurrijal. Beras artifisial tersebut dibuat dari ekstrak daun bayam dan berbagai bahan alami lainnya, seperti tepung, sayuran hingga kacang-kacangan.

BACA JUGA

Mahasiswa UMM Ciptakan Alat Penguji Kualitas Udara di Perkotaan

Nisrina mengatakan, berdasarkan hasil riset data, saat ini di Kota Malang terdapat lebih dari 3.601 balita yang terindikasi stunting. Hal ini yang mendorong ia dengan teman-temannya membuat inovasi baru.

"Kami ingin mengembangkan inovasi dengan memanfaatkan teknologi dan kreativitas generasi Z untuk mengatasi permasalahan stunting terutama di kelurahan Tlogomas," kata Nisrina kepada Beritasatu.com, Selasa (22/8/2023).

Ia menjelaskan, secara garis besar inovasi beras artifisial ini sebagai salah satu solusi untuk perbaikan gizi anak-anak. Manfaat beras artifisial selain untuk bayi, juga baik dikonsumsi untuk ibu hamil.

"Berasnya bisa dikonsumsi dari usia kandungan hingga 5 tahun, dan beras kami juga bagus di pakai untuk ibu hamil karena mempunyai zat gizi tinggi yang di dapat dari ekstrak sayur bayam," ujarnya.

Beras artifisial ini, kata Nisrina, berbeda dari beras biasanya karena dibuat dari bahan alami menggunakan bahan baku seperti tepung kedelai yang berasal dari kacang-kacangan lokal seperti kacang tunggak, koro, merah dan lainnya.

Menyoal pembuatan beras artifisial ini, bayam segar dihaluskan dan diambil sarinya kemudian dicampur dengan tepung hingga menjadi adonan. Setelahnya, adonan jadi di masukkan dalam streamer selama 30 menit dengan suhu 70 derajat.

Selanjutnya, adonan tersebut dimasukkan dalam alat penggilingan hingga membentuk gel. Adonan kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 20 jam dengan suhu 60 derajat.

"Selain itu, kami juga memberikan pelatihan pembuatan menu inovatif seperti pembuatan nuget dari tahu, dan mengelola bahan lainnya seperti sayur dan tempe menjadi menu yang inovatif," jelasnya. 

Menurut Nisrina, kandungan gizi dalam bahan makanan ini diklaim jauh lebih tinggi dari beras biasa. Nutrisi dalam beras artifisial dan harganya yang murah juga dipercaya mampu menekan angka stunting.

Dia menyebut, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, menjadi lokasi riset karena sebelumnya di kelurahan ini diketahui belum pernah diajarkan membuat menu-menu sehat, sehingga mereka kurang memperhatikan gizi yang masuk dalam tubuh balita.

"Beras kami punya kandungan nutrisi yang utuh, beda dengan beras biasanya. Pembuatan menu inovatif ini didasarkan karena sebelumnya di Desa Tlogomas belum pernah mengajarkan mengenai hal tersebut kepada ibu ibu yang memiliki balita, sehingga mereka kurang memperhatikan gizi yang masuk dalam tubuh balitanya. jadi dari beras kami bisa mencegah stunting," pungkasnya.

Sumber: https://www.beritasatu.com/nusantara/1063134/mahasiswa-umm-ciptakan-beras-artifisial-begini-wujud-dan-cara-membuatnya/2
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler