Dosen HI UMM Malang: Indonesia di BRICS Berpotensi Geser Dominasi Barat

Author : Humas | Rabu, 08 Januari 2025 08:28 WIB | beritajatim.com - beritajatim.com

Malang (beritajatim.com) – Masuknya Indonesia ke dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi langkah strategis. Salah satunya, dinilai mampu mengguncang dominasi Barat di kancah internasional.

Menurut Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si., Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), keputusan ini mencerminkan perubahan besar dalam peta geopolitik global. Selain itu, dapat membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisi ekonominya.

Ruli menyebut bahwa Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam dan pasar domestik yang besar, telah menjadi perhatian utama negara-negara BRICS. Kehadiran Indonesia sebenarnya sudah lama ditunggu negara BRICS.

“Potensi Indonesia sebagai pasar besar dan sumber daya alam yang melimpah menjadikan negara ini pemain kunci dalam dinamika ekonomi global,” ujar, pria yang juga Peneliti Pusat Studi Ilmu Politik UMM itu.

BRICS, yang kini menjadi simbol kekuatan baru dunia atau NEFOS (New Emerging Forces), dapat menurutuhkan OLDEFOS (Old Established Forces) atau negara penguasa lama seperti Amerika Serikat. BRICS menawarkan peluang bagi Indonesia untuk memperluas akses pasar global dan menarik investasi asing.

Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi membuka jalan agar barang lokal bisa menembus pasar internasional. Ruli menyoroti bahwa bergabungnya Indonesia ke BRICS sejalan dengan visi Presiden Soekarno. Bung Karno pernah memprediksi munculnya kekuatan global baru yang akan menggantikan dominasi Barat.

“Ini adalah perwujudan ramalan Bung Karno. BRICS adalah kekuatan baru yang menentang dominasi Barat, sesuai dengan cita-cita politik luar negeri Indonesia,” jelas dosen HI UMM tersebut.

Menurut Ruli, bergabungnya Indonesia ke BRICS memberikan banyak keuntungan ekonomi. Pertama, akses pasar global. Bergabung dengan BRICS membuka jalan bagi produk Indonesia untuk masuk ke pasar global. Ini juga memberikan peluang besar bagi UMKM untuk memproduksi barang yang layak ekspor.

Kedua, menarik investasi asing. BRICS menjadi magnet investasi asing yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Langkah ini mendukung target pertumbuhan ekonomi hingga 8% seperti yang dicanangkan pemerintahan Prabowo-Gibran,” katanya.

Ketiga, meningkatkan bargaining power. Dengan masuknya Indonesia ke BRICS, posisi Indonesia dalam negosiasi dengan negara Barat menjadi lebih kuat. “BRICS bukan alternatif lagi. Suatu saat, Barat akan menjadi pilihan kedua, bukan yang utama,” tegasnya.

Namun, langkah ini juga membawa tantangan geopolitik, terutama hubungan dengan Amerika Serikat. Kedekatan BRICS dengan China, rival utama AS, dapat menimbulkan persepsi negatif.

“Dikhawatirkan, semakin dekatnya Indonesia dengan China akan membuat AS memandang Indonesia sebagai ancaman,” jelas Ruli.

Selain itu, Indonesia saat ini mendapat keuntungan besar dari AS, seperti pembebasan tarif masuk untuk beberapa produk yang bernilai hingga Rp5,9 triliun. Menurut Ruli, tantangan besar Indonesia adalah menjaga keseimbangan hubungan dengan China dan AS untuk mengamankan akses pasar ekspor.

Ruli menegaskan bahwa bergabungnya Indonesia ke BRICS adalah langkah strategis yang memberikan banyak manfaat. Selain membuka akses pasar global, langkah ini juga memperkuat posisi politik Indonesia di tengah perubahan peta geopolitik global.

“Langkah ini mencerminkan keberanian Indonesia dalam menantang dominasi Barat sekaligus membuka peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Ruli. (dan/ted)

Sumber: https://beritajatim.com/dosen-hi-umm-malang-indonesia-di-brics-berpotensi-geser-dominasi-barat
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler