Dok Humas UMM.
Malang (beritajatim.com) – Mahasiswa program doktoral Iwan Kuswandi dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa (28/6/2022). Dia dikenal sebagai cendekiawan dan penulis produktif yang telah melahirkan 25 judul buku dan berbagai artikel ilmiah di jurnal terakreditasi nasional maupun internasional.
Iwan menceritakan sebenarnya awalnya dia tidak tertarik pada dunia kepenulisan. Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di pondok pesantren, dia lebih senang menghabiskan waktunya dengan berorganisasi dibandingkan menulis.
Namun pada suatu hari, salah satu pengurus pondok memintanya untuk membuat biografi Kiai Muhammad Tijani Jauhari. Jadilah tulisan itu sebagai karya awal Iwan menekuni dunia kepenulisan.
“Awalnya sangat sulit bagi saya untuk menulis biografi tersebut. Namun berkat bantuan dari para kiai, saya dapat merampungkan penulisan biografi itu dengan baik. Sejak saat itu saya menanamkan tekad istiqamah menulis sebagai bagian dari hidup saya,” kata Dosen Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumenep tersebut.
Dari 25 buku yang telah ditulis, Iwan mengaku ada satu buku yang paling berkesan untuknya. Buku tersebut berjudul “Kera Pun Bisa Mengaji”. Dalam proses pengerjaannya, pria asal Sumenep tersebut berjuang keras untuk menggali data dan mengidentifikasi fakta.
“Buku ini membahas mengenai biografi dan rekam jejak para ulama Islam di Madura. Kesulitan yang paling terasa adalah meyakinkan keluarga maupun ahli waris para ulama mengenai buku ini. Ada satu kejadian unik yang saya alami saat proses penulisan buku, yaitu ketika mewawancarai cucu Kiai Ahmad Dahlan karay. Semua jawaban yang dilontarkannya saat wawancara adalah tidak tahu. Itu cukup membuat saya kebingungan,” ujar pria kelahiran 1987 itu.
Terkait kepenulisan, Iwan mengatakan perkuliahannya di UMM berperan besar pada pengembangan tulisannya. Sebab, UMM menbuat tulisannya tidak hanya termuat di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Bahkan beberapa tulisannya bisa meraih indeks dari Scopus.
“Menulis adalah sebuah pesan dakwah Islam. Seperti yang tersirat dalam Surat Al-Qalam ayat 1 yang berarti demi pena dan apa yang mereka tuliskan. Dalam menulis, bukan hanya soal idealisme saja, tetapi juga kebermanfaatan bagi sesama. Bagi para muda mudi yang sedang atau ingin menulis, saya sarankan ditingkatkan lagi istiqamahnya dan jangan mudah putus asa saat berproses,” tandasnya. [luc/beq]