Peserta berfoto bersama di depan bangunan Gereja Ijen dan mobil VW Combi (Foto: Istimewa)
Malang (beritajatim.com) – Lakshmee Indonesia bersama mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (Ilkom UMM) menghelat workshop ecoprint.
Workshop ini dikemas dengan cara baru dengan mengajak peserta berkeliling Kayutangan terlebih kemudian diakhiri di Kedai Sebastien untuk workshop ecoprint.
Mahasiswa Ilkom UMM yang terlibat sedang melangsungkan praktik public relation 3 dan tergabung dalam Alva Team. Luthfiyah Zafirah, ketua kelompok Alva menjelaskan bahwa workshop tersebut mengusung konsep sustainability.
Diketahui bahwa Lakshmee berusaha mengenalkan konsep sustainability dengan menggabungkan keindahan Kayutangan dan motif ecoprint Lakshmee. “Kayutangan memiliki banyak sekali bangunan kuno yang punya keunikannya tersendiri dan ini yang coba diadaptasi oleh Lakshmee,” ujar Luthfiyah.
Konsep workshop ini merupakan hasil diskusi antara Levita Damaika beserta Alva Team, lalu muncullah ide dan dieksekusi pada hari Sabtu 08 Juli 2023 lalu.
“Kami disini melihat bahwa harus ada pembaharuan pada kegiatan rutin dari Lakshmee ini, kan udah lama vakum dan kami ingin menghidupkannya kembali tapi dengan konsep yang baru dan berbeda dari sebelumnya” ujarnya melalui rilis media, Rabu (12/6/2023).
Acara dimulai dengan melakukan tour keliling Kayutangan dengan rute dari Hotel Trio Indah lalu masuk ke Koridor Kayutangan dilanjut melewati Kedai Namsun.
Selanjutnya masuk ke Perkampungan Kayutangan dan Pasar Kayutangan, kemudian melewati Terowongan Semeru lalu menuju lokasi workshop Kedai Sebastien.
“Setelah melewati beberapa bangunan yang bersejarah dan bernilai tinggi diharapkan peserta mampu melihat sisi lain Kayutangan. Ada tour guide bernama Saiful Akbar yang dengan semangat menjelaskan keunikan dari bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang memiliki cerita unik tersendiri,” kata Luthfiyah
Setelah berkeliling menikmati Kayutangan, peserta diarahkan ke Kedai Sebastien untuk melakukan workshop ecoprint. Workshop ini menggunakan metode hapa zome atau memukul sebuah bunga ke media kain dengan menggunakan palu, untuk media ecoprint kali ini menggunakan tote bag.
Sebelum acara ditutup, peserta diajak mengelilingi Jalan Ijen memakai mobil kuno VW Combi. Perjalanan dimulai dari Hotel Trio Indah lalu berhenti di titik Gereja Ijen yang dianggap sebagai salah satu gereja katolik tua yang ada di Kota Malang.
“Gereja ini memiliki nilai bersejarah serta memiliki eksterior yang megah dengan menggunakan gaya arsitektur Neo-Gothik khas Belanda sehingga memiliki keunikannya tersendiri. Acara ditutup dengan penyerahan hasil ecoprint para peserta dan kemudian berfoto bersama,” terang Luthfiyah.
Sebelumnya, Lakshmee sudah menggelar workshop serupa dengan mengajak peserta melakukan kegiatan ecoprint di sebuah kain. Teknik yang digunakan seperti hapa zome atau shibori. Setelah hampir vakum selama setahun akibat pandemi covid-19 akhir Lakshmee siap kembali workshop tetapi owner Lakshmee sendiri, Levita Damaika, merasa workshop kali ini butuh pembaharuan sebagai inisiasi kembalinya workshop Lakshmee.
“Cukup seru acara kali ini, pertama kali nyoba ecoprint dan lumayan capek diproses pengeluaran warnanya tadi, tapi cukup worth it dengan pengalaman yang sudah diberikan tadi,” kata Lollyta, salah satu peserta workshop. (dan/ted)