EDNA tim mahasiswa dari UMM (Foto: Istimewa)
Malang (beritajatim.com) – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (Ilkom UMM) dengan Reramban Ecoprint membentuk inovasi program yang akan jadi pendorong fesyen berkelanjutan di Malang Raya.
Mahasiswa yang tergabung dalam EDNA Team dan Reramban akan mengadakan event Rekah Reramban yang berisi lokakarya, pameran, dan kampanye.
Event tersebut merupakan bagian dari mata yang dibimbing oleh Bapak Jamroji, S.Sos., M.Comms. “Kerjasama ini tercipta sebagai wujud dari praktik lapangan guna membekali mahasiswa agar terbentuk public relations officer yang kompeten. Mata kuliah ini didesain oleh program studi Ilmu Komunikasi agar kita dapat bersama-sama menguatkan citra dan reputasi baik dari klien khususnya di sini adalah Reramban.” ujar Maharina, dosen lain pembimbing mata kuliah Praktikum Public Relations 3, Jumat (26/5/2023).
Rangkaian event akan dibuka dengan acara lokakarya bertajuk Ramu Reramban pada tanggal 2 Juli 2023 mendatang. Ramu Reramban memperkenalkan pembuatan produk ecoprint lewat pelatihan berbentuk lokakarya dan diskusi bersama desainer fesyen di Malang Raya terkait peran desainer untuk tren fesyen sustainable.
“Kemudian berlanjut acara akbar berupa pagelaran pameran tunggal tanggal 14-16 Juli 2023. Pameran ini berisi rangkaian proses pembuatan ecoprint Reramban yang ditampilkan mulai dari kain polos hingga suguhan produk jadi,” kata Kinanti, salah satu anggota EDNA Team.
Puncak acara adalah kampanye Rekam Rasa bersama Reramban yang diadakan bertepatan dengan acara utama, dimulai 14 Juli – penutupan di tanggal 21 Juli. Nantinya masyarakat yang datang ke pameran Rekah Reramban akan menceritakan pakaian terlama yang dimiliki, dan challenge sketsa busana on the spot.
Tentunya, tidak hanya pengunjung Rekah Reramban saja, melainkan seluruh masyarakat di Malang Raya dapat turut berpartisipasi memeriahkan acara tersebut. Harapannya, ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kemitraan.
“Kemitraan dengan industri terkait, mulai dari komunitas peduli lingkungan, komunitas penata fashion designer, hingga sekolah tata busana di Malang Raya sehingga rencana dalam mengembangkan gaya hidup peduli lingkungan pada masyarakat berjalan dengan baik,” kata Kinan.
Kinanti, menambahkan, bahwa Rekah Reramban berfokus pada jenama Reramban yang merupakan aktor sustainable fashion yang unik dan eksklusif. Para penggiat fesyen jadi makin kenal dengan eco printing mulai dari proses dan manfaatnya terhadap lingkungan.
“Bukan hanya itu, serangkaian acara ini adalah sarana edukasi Reramban Ecoprint kepada produsen maupun konsumen fesyen untuk merancang fesyen yang modis dengan menjaga alam tetap harmonis,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Reramban sendiri adalah rumah produksi ecoprint handmade yang berpegang pada konsep slow dns sustainable fashion asal Malang, Jawa Timur. Evi bersama dengan putrinya, Mutiara, mendirikan merek fesyen ecoprint tersebut sejak tahun 2018 dengan tujuan menciptakan gaya busana yang tidak lekang oleh waktu sembari menjalankan peran dalam menjaga bumi.
Reramban merancang produk fesyen dari kulit kayu, kulit buah, dan daun untuk membuat pola dan warna pada kain yang ia ramu. Reramban juga memberi produk spesial bagi setiap pembelinya, sebab teknik ecoprint yang digunakan dapat menghasilkan pola unik dan tidak ada duanya.
Sesuai visinya, Reramban bersama EDNA Team akan memulai langkah dalam menerapkan konsep sustainable fashion menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Evi sempat mengungkapkan perasaannya saat menerima ajakan kolaborasi projek ini.
“Awalnya saya ragu saat pertama kali mendapat tawaran dari mbak Kinan, mbak Namira, dan mbak Fitria (anggota EDNA Team) saat kita ngobrol di salah satu pameran di Gedung Kartini.
Apalagi saya diberi tahu bahwa kolaborasi ini akan berjalan hingga pertengahan tahun. Tapi saya melihat kegigihan, semangat, dan keberanian mereka dan akhirnya saya yakin.” papar Ibu Evi.
Melalui rancangan Rekah Reramban ini Reramban berniat menjadi pioner dalam menggaungkan hidup ramah lingkungan. Reramban dan EDNA Team juga mengajak banyak pihak untuk bersama-sama berperan aktif menyukseskan gerakan menjaga lingkungan dari hal kecil yang biasa dilakukan sehari-hari berupa penggunaan pakaian. (dan/ted)