Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UMM, Ahmad Muhyiddin Ramadhani, berhasil menyabet juara dua dalam lomba Musabaqah Hifdzil Qur'an (MHQ) kategori Juz 30.
Malang (beritajatim.com) – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ahmad Muhyiddin Ramadhani, berhasil menyabet juara dua dalam lomba Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) kategori Juz 30. Adapun acara itu menjadi salah satu rangkaian Millenial Islamic Fair (MIF) 2022 yang diadakan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya, Palembang awal Mei lalu.
Jauh sebelum perlombaan, Ahmad, sapaan akrabnya sudah menyiapkan sederet dokumen yang diperlukan. Begitupun dengan peningkatan kualitas dan kuantitas hafalannya. Jam muraja’ah juga Ahmad tambah agar hafalannya bisa lebih baik dan tidak mudah lupa.
“Tidak lupa, saya juga mita doa restu dari orang tua karena saya percaya hal itu akan memudahkan dan melancarkan perjalanan lomba kali ini. Pun dengan meminta saran serta motivasi dari teman dan para dosen,” kata mahasiswa kelahiran Tapak Tuan, Aceh, Senin, (30/6/2022).
Ahmad mengklaim kontribusi UMM dalam kemenangannya cukup besar. Pihak kampus memberikan kemudahan dalam pengurusan berkas, memberi uang saku serta reward atas capaian yang para mahasiswa raih, dalam hal ini Ahmad. Kampus Putih juga memberikan sumbangsih dengan mendampingi Ahmad dalam penyempurnaan hafalan yang dimilikinya.
Ia menilai bahwa Kampus Putih UMM memang selalu mendukung berbagai prestasi mahasiswa. Tidak hanya yang bersifat akademik tapi juga non-akademik. Bahkan sebelumnya, Ahmad juga sudah memenangkan dua kejuaaran lain selama menjadi mahasiswa Kampus Putih.
“Yang pertama itu saya pernah meraih juara 1 MHQ Juz 30 FORISMA Fikes UMM 2019. Kemudian yang kedua, saya juga pernah mendapat juara 3 Tahfidz Al Qur’an Juz 26-30 Tingkat Nasional Avicenna Medical Competition 2020,” imbuh Ahmad.
Meski sanggup mengharumkan nama kampus, ia mengaku sedikit grogi karena banyak peserta yang ikut dan menjadi saingannya. Apalagi yang ikut tidak hanya dari Malang atau Jawa Timur saja, tapi berasal dari berbagai universitas seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah saya mengingat dan memegang teguh motivasi terbesar saya, yakni untuk membanggakan kedua orang tua saya. Saya berharap upaya saya dalam memuliakaan Alquran ini kelak bisa memngantarkan keduanya ke Surganya Allah SWT,” ungkapnya.
Tak lupa, ia juga berpesan agar para mahasiswa lain untuk tidak takut bersaing di berbagai perlombaan. Jika memiliki bakat, ada baiknya untuk terus mengembangkannya hinga mahir dan mampu turut serta di perlmbaan. “Jangan takut kalah, saya bahkan sering kalah ketimbang menangnya. Nanti, akan ada saatnya teman-teman emrasakan hasil atas usaha yang sudah dilakukan selama ini,” tandas Ahmad. (luc/kun)