Pakar Sosiolog UMM Komentari Kepadatan Mahasiswa di Kota Malang

Author : Humas | Jum'at, 02 September 2022 00:15 WIB | beritajatim.com - beritajatim.com

Sejumlah mahasiswa di Kota Malang yang berlalu-lalang.

Malang (beritajatim.com) – Pada tahun ajaran baru 2022/2023 tercatat akan ada 330 ribu mahasiswa di kota Malang. Kepadatan jumlah mahasiswa itu ditanggapi oleh pakar sosiologi dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yaitu Dr. Wahyudi, M.Si.

Menurut Wahyudi, keberadaan ribuan mahasiswa terang membawa dampak baik bagi masyarakat Malang. Menurut dia, ada sejumlah faktor yang menarik kaum muda untuk ke Malang. Pertama yaitu ketersediaan lembaga pendidikan yang kredibel untuk meningkatkan pengetahuan. Kedua dari segi pariwisata yang menjamur di Malang maupun kota Batu.

“Datangnya mahasiswa luar Malang juga membuat masyarakat Malang memiliki toleransi yang tinggi terhadap budaya dan nilai baru. Hal tersebut menjadikan kota Malang sebagai sebuah melting pot atau tempat peleburan berbagai nilai dan budaya. Kesiapan warga untuk menerima perantau juga terlihat dari peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada,” terangnya seperti dikutip dari laman resmi umm.ac.id pada Kamis (01/09/2022).

Wahyudi menyebut jika memang dampak negatif seperti kemacetan memang yang meningkat dengan pertambahan jumlah perantau. Namun, kata dia, hal itu hanya terjadi di jam-jam tertentu. Ada hal positif yang akan mengiringinya yaitu pembangunan dan pembaharuan infrastruktur publik jadi lebih baik. Sehingga akan bermanfaat bagi masyarakat Malang.

“Pertambahan penduduk memang selalu membawa dampak negatif maupun positif. Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena dampak negatif yang ada lebih kecil daripada efek positif yang diperoleh. Selain itu struktur sosial masyarakat Malang juga telah terbentuk dalam menangani berbagai ancaman yang ada seperti kriminalitas dan penyimpangan sosial,” tandas dosen asal Jawa Tengah tersebut.

Senada dengan Wahyudi, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB UMM), Setyo Wahyu Sulistyono, M.E, menyebutkan jika mobilitas penduduk bakal menggerakkan komunitas ekonomi minor di sekitar kampus seperti usaha warung makan, fotokopi, dan kos. Di samping itu, dampak lain yang akan terjadi adalah peningkatan social entrepreneur di masyarakat.

“Tak bisa dipungkiri bahwa industri pendidikan di Malang berpengaruh besar dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Hal ini juga sebagai sarana perbaikan ekonomi pasca pandemi Covid-19 menyerang Indonesia,” terangnya.

Meskipun punya banyak dampak positif, masih ada dampak negatif dari mobilitas penduduk ini bagi ekonomi masyarakat. Salah satunya yaitu peningkatan harga dasar produk maupun jasa di Malang. Hal tersebut bisa terjadi akibat dengan bertambahnya penduduk, maka permintaan akan barang dan jasa juga makin meningkat, sementara persediaan mungkin terbatas.

“Kebiasaan dan budaya para pendatang juga turut mempengaruhi harga yang ada di Malang. Sebagai contoh, masyarakat kota besar yang terbiasa hidup dengan Air Conditioner (AC) akan mencari kos yang memiliki fasilitas tersebut. Penambahan fasilitas ini akan meningkatkan harga kos yang awalnya berkisar 600.000 per bulan menjadi 1.000.000. Lama kelamaan peningkatan ini akan dianggap sebagai harga standart sebuah kos,” terangnya mengakhiri penuturan. [dan/but]

Sumber: https://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/pakar-sosiolog-umm-komentari-kepadatan-mahasiswa-di-kota-malang/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler