Bupati Malang Sanusi dan Rektor UMM Fauzan usai melepas koi ke aquarium.
Malang(beritajatim.com) – Bupati Malang Sanusi dan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fauzan secara simbolis melepaskan ikan koi ke dalam akuarium sebagai petanda kompetisi ikan koi dalam ajang Malang Koi Show 2022 digelar, pada Sabtu, (27/8/2022).
Dalam ajang ini, sebanyak 1.700 ekor ikan koi dari seluruh Indonesia memeriahkan Malang Koi Show. Ajang ini hasil kolaborasi UMM dengan Malang Koi Club. Selain kontes juga ada temu bisnis koi dan launching Center of Excellence (CoE) Koi milik prodi akuakultur UMM.
Ada sederet piala bergengsi yang diperebutkan dalma Malang Koi Show. Mulai dari Piala Menko PMK, Piala Dirjen Perikanan Budidaya KKP RI, Piala Bupati Malang, Piala Rektor UMM, hingga Piala Rektor Institut Injil Indonesia. Para peserta juga datang dari beragam daerah se-Indonesia untuk memenangkannya.
Bupati Malang, Sanusi mengatakan, dari sisi ekonomi, berbisnis ikan koi cukup menguntungkan. Dia mengungkapkan salah satu contoh di lahan seluas setengah hektar di Tumpang dapat menghasilkan Rp350 juta dalam waktu enam bulan. Maka dalam setahun dapat mendapatkan Rp700 jutaan.
“Jika dibandingkan dengan penghasilan petani padi, dalam enam bulan mencapai Rp40 juta dan setahun Rp80 juta. Maka bisnis ikan tentu menguntungkan, apalagi dalam usaha ikan Koi. Maka, Malang Koi Show menjadi agenda yang bagus untuk mengembangkan bisnis ikan koi dan sebagai upaya edukasi,” ujar Sanusi.
Sementara itu, Rektor UMM Fauzan menyebut, Malang Koi Show menjadi salah satu energi pendorong bagi kelas profesional Koi untuk berkembang. Apalagi sejauh ini, UMM menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki CoE Koi.
Pengembangan puluhan CoE di UMM bukan tanpa alasan. Fauzan menegaskan bahwa 2030 menjadi awal puncak bonus demografi. Maka dengan CoE, diharapkan lahir sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam menyongsong bonus demografi. Pun dengan menyambut era Indonesia emas pada 2045 nanti.
Saat ini, lulusan perguruan tinggi belum cukup menjawab permasalahan di masyarakat dan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Sebagian besar harus mengikuti pelatihan selama enam bulan hingga setahun agar bisa menjadi SDM siap pakai yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Maka puluhan CoE sekolah profesional dari UMM ini hadir membawa angin segar untuk menjawab itu. Saat masyarakat butuh SDM yang ahli di bidang ikan Koi, UMM bisa menyediakannya. Pun di bidang anggrek, kokoa, udang, unggas, dan lainnya,” tandas Fauzan. (luc/kun)