Tidak Hanya Bagi-bagi Makanan Dosen UMM Bongkar Fakta Program Makan Siang Gratis

Author : Humas | Senin, 13 Januari 2025 09:16 WIB | beritajatim.com - beritajatim.com

Foto BeritaJatim.com

 

Malang (beritajatim.com) – Program makan siang gratis bergizi dari pemerintah sering dipandang sebagai solusi untuk mengurangi stunting. Namun, menurut Dr. dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked., dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), upaya ini tidak akan efektif jika hanya fokus pada distribusi makanan.

“Butuh perencanaan matang dan edukasi yang menyentuh akar masalah. Banyak yang berpikir memberikan makan gratis itu cukup untuk mengatasi stunting, tapi ini pandangan yang salah. Program ini bisa jadi ‘bom waktu’ kalau kandungan gizinya tidak dipikirkan secara serius,” ungkap Gita, Jumat (10/1/2025).

Gita mengkritik kebiasaan masyarakat yang terlalu fokus pada karbohidrat demi kenyang, tanpa memperhatikan proporsi protein dan mikronutrien. Protein itu vital untuk tumbuh kembang anak, tapi sayangnya porsi protein dalam makanan sering kali minim.

Lebih parahnya lagi, mikronutrien seperti vitamin dan mineral juga kerap diabaikan. Ia menekankan bahwa setiap anak memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, tergantung pada usia dan berat badan.

“Kalau hitung-hitungannya salah, malah berisiko obesitas atau tetap kekurangan gizi. Masalah utama bukan hanya pada makanan yang disediakan, tetapi juga kurangnya pendidikan gizi di tingkat keluarga,” jelas dosen FK UMM ini.

Menurut Gita, program ini bukan solusi permanen. “Apa gunanya makan gratis kalau orang tua tidak tahu cara memberikan makanan bergizi di rumah? Keluarga harus diberdayakan, tapi sayangnya hal ini sering diabaikan,” kritiknya.

Ia juga menyebutkan bahwa banyak keluarga memilih karbohidrat murah untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari tanpa memahami dampaknya terhadap kesehatan anak. Jika pola ini terus dibiarkan maka masalah gizi buruk tidak akan selesai, meskipun makan gratis terus dibagikan setiap hari.

Selain kandungan gizi, Gita juga menyoroti pentingnya menjaga kebersihan makanan. Ia memperingatkan bahwa makanan yang tidak higienis dapat menimbulkan masalah baru, seperti diare, yang justru memperburuk kondisi stunting.

Foto BeritaJatim.com

“Makanan bergizi tinggi sekalipun tidak ada gunanya kalau tidak bersih. Program ini harus memperhatikan higienitas dengan serius, bukan sekadar memenuhi kuota pembagian,” tandasnya.

Gita mengajak masyarakat untuk mengubah cara berpikir tentang makanan. Menurutnya anak harus diajari mindful eating, yaitu menyadari apa yang mereka makan dan memilih yang benar-benar bergizi.

“Makanan yang disukai belum tentu baik untuk tubuh mereka. Ini adalah tantangan besar, tetapi jika kita tidak memulainya sekarang, anak-anak akan terus terjebak dalam kebiasaan buruk,” jelasnya.

Gita memberi pernyataannya dengan peringatan keras kepada semua pihak. Menurutnya, stunting bukan hanya masalah anak, tapi cerminan kegagalan kita sebagai masyarakat.

“Jika program makan siang gratis ini tidak dieksekusi dengan benar, kita hanya menciptakan generasi yang bergantung tanpa solusi jangka panjang,” katanya menutup. (dan/but)

Sumber: https://beritajatim.com/dosen-umm-bongkar-fakta-program-makan-siang-gratis
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler