Sepanjang Hidup Abdikan diri Untuk Muhammadiyah, Tujuh Tokoh ini Raih UMM Award

Author : Humas | Kamis, 18 Desember 2014 05:40 WIB | dakwatuna - dakwatuna

dakwatuna.com – Malang.  Tujuh tokoh yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk kepentingan Muhammadiyah menerima Universitas Muhammadiyah Malang Award guna menandai milad emas (ke-50) universitas tersebut, Ahad (6/12/14).

Ketujuh tokoh tersebut adalah Prof Dr Ahmad Syafii Maarif (Ketua PP Muhammadiyah 1998-2005), Prof Dr H.A Malik Fadjar (Mantan Menteri Pendidikan dan Menteri Agama RI), Drs H.A Rosyad Sholeh (Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Ir H.M Dasron Hamid mantan Rektor UMY).

Selain itu ada juga nama Prof Dr Siti Chamamah Soeratno (Guru Besar UGM dan Ketua PP Aisyiyah periode 2000-2010), Drs Muchlas Abror (Ketua PP Muhammadiyah periode 2005-2010) serta Dra Elyda Jazman (Ketua PP Aisyiyah periode 1985-2000) dan Prof Dr Amien Rais (Tokoh Reformasi).

Rektor UMM Prof Dr Muhadjir Effendy menilai para tokoh tersebut luar biasa dalam membangun umat dan bangsa dan mereka diyakini mampu menjadi suri tauladan bagi generasi penerus bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, baik pendidikan, sosial politik hingga pemberdayaan perempuan.

“Lebih dari itu, mereka juga layak menjadi model di tengah generasi yang mulai kehilangan panutan. Tak hanya itu, diberikannya award bagi tokoh Muhammadiyah yang luar biasa ini juga menjadi salah satu cara untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan dan perjuangan membangun umat dan bangsa melalui pendidikan,” katanya.

Ia berharap tokoh-tokoh tersebut juga menjadi tauladan dan inspirasi bagi generasi muda dalam mencerdaskan bangsa serta membangun peradaban sebab kondisi UMM yang seperti sekarang tidak lepas dari mimpi-mimpi dari para tokoh yang mendapatkan award pada milad ke-50 ini.

Sementara itu salah seorang penerima award, Prof Dr H.A Malik Fadjar menegaskan Muhammadiyah bukan sekadar organisasi, tapi sebuah pergerakan karena dengan dinamika Muhammadiyah dan pernak-pernik kehidupan berbangsa, Muhammadiyah harus hidup di tengah-tengah realita, bukan di ruang vakum.

“Jangan sampai kita terlena pada pandangan yang terbatas hanya di dalam (ke dalam) saja tanpa melihat dan memandang dari luar. Kalau kita hanya memandang ke dalam, yang terjadi hanya sebuah kesumpekan dan ‘cakar-cakaran’ saja, sementara ide-ide besar Muhammadiyah akan terlupakan,” tandasnya.

Sebelumnya UMM juga menganugerahkan penghargaan kepada sejumlah tokoh Muhammadiyah dan nasional yakni almarhum Taufik Kiemas (suami Presiden ke-5 Megawai Soekarno Putri).

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/12/08/61220/sepanjang-hidup-abdikan-diri-untuk-muhammadiyah-tujuh-tokoh-ini-raih-umm-award/#axzz3Qe85Y0uw
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Arsip Berita

Berita Terpopuler