DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, dewasa ini banyak orang kaya yang mengalami kemiskinan spiritual. Menangani kemiskinan spiritual jauh lebih rumit daripada kemiskinan material.
“Mereka yang mengalami kemiskinan spiritual itu merasa baik-baik saja. Padahal orang lain melihat dirinya sudah melampaui batas dan tidak wajar. Perilaku sombong, kikir, serakah, maksiat kerap kali ditunjukkan. Bahkan mereka sebenarnya sudah sadar, namun malah berbangga diri dengan sikap buruk yang dilakukan,” katanya dalam tadarus Ramadhan di kampus putih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Keduanya juga memiliki perbedaan ciri yang bisa diketahui dan mudah dikenali.
Kemiskinan material, kata Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) ini, memang sulit diatasi. Namun, menanggulangi kemiskinan spiritual lebih rumit lagi.
Banyak orang yang cepat sadar dan mengaku bahwa dirinya miskin material. Bahkan banyak yang mengaku miskin ketika bantuan sosial (bansos) dihadirkan.
Dia mengatakan, di samping ada sebagian masyarakat yang bergelut dengan kemiskinan material, banyak juga orang kaya yang kini mengalami kemiskinan spiritual.
Hal itu bisa dilihat dan berefek pada perilaku yang ditampakkan sehari-hari. Tidak hanya terlihat pada pribadi pejabat namun juga terjadi kepada masyarakat.
Untuk itu Muhadjir mendorong Muhammadiyah khususnya UMM untuk bisa mengatasi dan menjangkau keduanya, baik kemiskinan spiritual maupun material.
Muhammadiyah telah lama berjuang mengentaskan kemiskinan. Baik melalui pemberdayaan maupun penyadaran spiritualitas.
Keberpihakan terhadap orang miskin, anak yatim, dan kaum pinggiran juga dirasa sesuai dengan teologi Al-Maun Muhammadiyah.