Malang - Studi baru dari jurnal The Lancet Rheumatology menerangkan, 800 juta orang berpotensi mengalami sakit punggung bagian bawah atau nyeri pinggang pada 2050. Lalu, bagaimana cara mencegahnya?
Melihat hal ini, dosen dan praktisi fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Rakhmad Rosadi mengatakan, fenomena sakit punggung bagian bawah sudah banyak terjadi di kalangan muda. Hal ini bisa berdampak pada masa tua nanti.
Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UMM ini juga menyampaikan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya nyeri pinggang.
Pertama, mulai dari penerapan gaya hidup yang kurang sehat, posisi mengangkat beban yang salah hingga posisi duduk yang terlalu lama.
"Sebenarnya ada banyak faktornya. Apalagi bagi mereka yang pekerjaannya banyak duduk di kursi dan meja. Biasanya dialami oleh pekerja kantoran yang bekerja selama tujuh hingga delapan jam sehari. Kemudian juga cara mengangkat beban berat dengan posisi yang salah seperti membungkuk. Hal ini diperparah dengan minimnya olahraga yang dilakukan oleh masyarakat," jelas Rakhmad kepada wartawan, Rabu (16/8/2023).
Jika nyeri punggung yang dialami tidak segera ditangani, kata Rakhmad, besar kemungkinan akan berdampak pada penurunan produktivitas seseorang.
ilustrasi nyeri pinggang/ Foto: Istimewa (Dok UM Malang) |
Banyak orang yang menyepelekan nyeri punggung. Padahal akan berdampak signifikan dalam hidupnya. Melakukan hal sederhana yang biasanya mudah, kini akan kesusahan dan kerepotan. Muaranya tentu pada penurunan produktivitas.
Rakhmad juga memberikan sederet tips untuk terhindar dari nyeri punggung bagian bawah dan mengurangi rasa sakitnya. Pertama, yakni menerapkan pola hidup yang sehat, termasuk rutin berolahraga serta melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki tiap hari.
Baca juga:Pakar Kesehatan Masyarakat Unair Beber Dampak Buruk Polusi Udara ke Tubuh |
"Nyeri punggung bagian bawah itu bisa dicegah dan diatasi. Bisa memulai dengan hal sederhana seperti stretching ringan pasca 30 menit duduk. Lebih bagus lagi jika disempatkan berolahraga 150 menit perminggu. Kalau dibagi seminggu lima kali, jadi sekitar 30 menit tiap hari," bebernya.
Terakhir, Rakhmad menyarankan seluruh masyarakat lebih memperhatikan posisi duduk. Meski terlihat remeh, tapi nyatanya bisa berdampak negatif bagi kesehatan. Begitu pun dengan posisi tubuh saat mengangkat beban.
Membungkuk dapat meningkatkan risiko nyeri punggung. Posisi terbaik untuk mengangkat beban berat adalah dengan jongkok.
"Kita ambil contoh saat kita mengangkat beban galon air yang penuh. Beratnya paling tidak 18 sampai 20 kilogram. Sebaiknya gunakan posisi jongkok saat mengangkat. Jangan biasakan mengambil posisi membungkuk karena itu berbahaya," pungkasnya.